Gubernur Khofifah Mendukung Penuh Pelestarian Manuskrip Kuno Karya Ulama Nusantara

Gubernur Khofifah mengamati sebuah naskah kuno dalam pameran memperingati Haul 1 Abad Syaikhona Kholil Bangkalan. foto: humprov for ayojatim
Gubernur Khofifah mengamati sebuah naskah kuno dalam pameran memperingati Haul 1 Abad Syaikhona Kholil Bangkalan. foto: humprov for ayojatim

BANGKALAN - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendukung penuh pelestarian manuskrip kuno karya ulama nusantara khususnya dari dari Jawa Timur.

Sebagai bentuk nyata upaya tersebut, Gubernur Khofifah bersama Dinas Perpustakaan dan Arsip Jatim menggelar pameran manuskrip karya ulama nusantara yang mendunia dalam rangkaian haul akbar Syaikhona Kholil Bangkalan yang digelar 11 April 2025.

Dalam kegiatan tersebut digelar pameran manuskrip ulama nusantara dari berbagai daerah termasuk banyak karya manuskrip Syaikhona Kholil yang telah berhasil dialih media.

Tak hanya itu dalam kesempatan itu, juga dilakukan peluncuran kitab Ta’limus Shibyan karya Syaikhona Kholil serta seminar memorial satu abad Syaikhona Kholil.

Secara khusus, Khofifah menyampaikan bahwa pameran yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan tersebut diharapkan mampu menghidupkan keilmuan ulama Jatim dan Nusantara di mata masyarakat.

“Haul 100 tahun Syaikhona Kholil Bangkalan menjadi bentuk tafakkur kita untuk berfikir dan merenung agar kita bisa terus menelusuri jejak perjuangan beliau, membaca dan meneladani sejarah melalui pameran naskah kuno ini,” ujar Gubernur Khofifah, Sabtu (12/4/2025).

“Sebagai salah satu ulama besar yang membentuk peradaban Islam Nusantara, Syaikhona Kholil juga meninggalkan jejak tradisi keilmuan yang kuat berbentuk manuskrip dan taqrirat bernilai tinggi, maka, ini akan menghidupkan keilmuan ulama di Jatim dan Nusantara,” sambungnya.

Selama kemimpinannya, Gubernur Khofifah telah memberikan atensi pada pelestarian naskah-naskah kuno khususnya karya ulama Jawa Timur. Pengumpulan manuskrip kuno ulama nusantara telah dimulai tahun 2022.

Total telah ada sebanyak 285 manuskrip hasil alih media kitab Turots yang dapat dilihat oleh masyarakat dengan mengunjungi langsung Disperpusip Prov. Jatim dan dapat diakses melalui Portal Web Khas Jatim disperpusip.jatimprov.go.id/khasjatim.

“Insya Allah langkah tersebut tidak akan berhenti dan masih akan terus kita lakukan. Target tahun 2025 kita dapat melakukan pelestarian naskah karya ulama sebanyak 50 manuskrip. Upaya pelestarian meliputi identifikasi naskah yang ada di masyarakat, konservasi, restorasi, alih media, pendaftaran dan pelayanan dan pendayagunaan naskah untuk masyarakat,” tegas Khofifah.

Tokoh Nahdliyin Inspiratif versi Forkom Jurnalis Nahdliyin itu mengungkapkan, para ulama yang ada di Indonesia memiliki kedalaman ilmu yang luar biasa. Melalui naskah kuno telah banyak ulama dari berbagai negara dunia yang juga mendalami bagaimana pemikiran dan keilmuan para ulama nusantara.

“Kami juga terus melakukan pencarian, pengumpulan, restorasi hingga alih media dari berbagai sumber baik dalam maupun Luar Negeri,” lanjutnya.

Maka, pihaknya terus mendorong Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur untuk terus melakukan pencarian, pengumpulan, restorasi atau preservasi dalam rangka menjaga dan memelihara otentitas naskah kuno tersebut.

“Saya minta khusus agar mendokumentasikan, merawat, dan mengenalkan kembali karya-karya langka para ulama kepada publik. Manuskrip tersebut dipamerkan dengan dilengkapi narasi kuratorial dan dilindungi dalam vitrin kaca untuk menjaga kondisinya," katanya.

Khofifah menyebut, dalam pameran dalam acara haul akbar Syaikhona Kholil tersebut, ada 14 karya utama yang sebagian besar ditulis tangan dalam aksara Arab-Pegon.

Di antaranya Risalah Fi Fiqh al Ibadat (1308 H), Risalah Isti'dadul Maut (1309 H), Taqrirat Alfiyah Ibnu Malik (1311 H), Taqrirat Nuzhatut Thullab fi Qawaidil I’rab (1315 H), Nadzam Jauharatul Iyan li Ahlil Irfan (1315 H) dan Nadzam Maqsud fi As-shof (1316 H).

Lalu juga Risalah Khutbah (1323 H), Matn Al Ajurumiyah (makna dan taqrir), Al-Bina’ (makna), Tasrif Al-Izzi (makna dan taqrir), Maulid Hubbi Lis Sayyidina Muhammad (makna), Maulid Barzanji (makna), Al-Awamil (nahwu/makna) serta Terjemah Al-Qur’an (makna Jawa).

Pihaknya meyakini, melalui pameran ini akan mendekatkan generasi muda pada naskah-naskah klasik ditengah gempuran arus teknologi informasi dan modernisasi.

“Kiprah Syaikhona Kholil ini sebagai uswah atau panutan. Uswatun hasanah, teladan yang baik, figur intelektual pembaharu yang berpengaruh, tentu tidak hanya di bidang agama tapi juga dunia pendidikan dan sosial budaya masyarakat Indonesia,” imbuhnya.

“Maka saya mengajak kepada generasi muda untuk belajar meneladani, memetik nilai keteladanan ulama besar Syaikhona Kholil sebagai tokoh poros penting jaringan keilmuan di Nusantara,” tambahnya.

Diketahui, Syaikhona Kholil lahir di Bangkalan pada 1835, dan dikenal luas sebagai ulama kharismatik, mursyid tarekat, sekaligus mahaguru bagi ulama-ulama besar Indonesia, termasuk pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.

Kiprah keilmuannya bermula dari lingkungan keluarga pesantren, dilanjutkan dengan pengembaraan ke Mekah selama belasan tahun, yang memperkaya wawasan dan kedalaman spiritualitasnya.

Tidak hanya menguatkan tradisi Ahlussunnah wal Jamaah, tetapi juga merintis model pendidikan dan dakwah berbasis spiritualitas dan rasionalitas. Beliau adalah pengamal tasawuf yang berpijak kuat pada syariat, serta pembaharu yang tetap berpijak pada akar tradisi.

Syaikhona Kholil juga dikenal menguasai berbagai disiplin ilmu fiqih, ushul fiqih, tasawuf, nahwu, sharaf, hingga ilmu falak. Karisma keilmuannya menjadikan para santri dari berbagai penjuru datang berguru, yang kelak menjadi tokoh besar seperti KH. Hasyim Asy’ari (Tebuireng), KH. Wahab Chasbullah (Tambakberas), KH. Bisri Syansuri, dan lainnya.

Editor : Diday Rosadi