SURABAYA - Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) gelar clean up dan penanaman ratusan bibit mangrove di kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya.
Kegiatan tersebut melibatkan sekitar 100 relawan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, DLH Kota Surabaya, pelaku industri, akdemisi dan beberapa relawan dari masyarakat.
Direktur Eksekutif BRUIN, Azis, mengatakan kegiatan clean up dan penanaman mangrove dengan tema Merdeka Untuk Mangrove Surabaya dilakukan sebagai bentuk peringatan HUT RI yang Ke – 79. Hal ini senada dengan kondisi mangrove di kawasan Wonorejo yang semakin hari kondisinya semakin memprihatinkan.
"Kondisi tersebut disebabkan oleh sampah plastik yang semakin menumpuk di kawasan mangrove. Sampah plastik menjadi persoalan utama dan seakan-akan menjadi sosok penjajah yang merampas kebebasan ekosistem mangrove di Wonorejo," ungkapnya.
Kondisi Mangrove Jawa Timur Perlu Perhatian Serius
Menurut data tahun 2023, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyebutkan bahwa saat ini luasan hutan mangrove di Jawa Timur mencapai 27.221 Ha. Tersebar di sepanjang pesisir selatan dan utara, dari Pacitan hingga Banyuwangi, dan Tuban sampai pulau Madura. Kemudian bagaimana kondisi hutan mangrove di Jawa Timur saat ini?
Menurut Giesen pada artikelnya pada 1993 berjudul “Indonesian mangroves: an update on remaining area and main management issues,” mangrove di Jawa Timur tercatat memiliki luas sekitar 57.500 Ha pada tahun 1985.
Sejak lama memang telah mengalami penurunan drastis, karena berbagai faktor. Dari sekitar 57.500 Ha pada 1985 lalu menjadi 27.221 pada 2022 Ha, artinya selama hampir 40 tahun telah berkurang sekitar 30,279 Ha. Ini hitungan prediksi yang dihasilkan dari data yang tersedia.
Karena tidak ada data yang pasti mengenai mangrove di Jawa Timur, yang ada adalah data luasan terkini dan glorifikasi penanaman mangrove serta potensi luasan yang mencapai 51.000 Ha.
Editor : Alim Perdana