SURABAYA – Pulau Madura, yang selama ini dikenal lewat sate kambingnya yang legendaris, ternyata menyimpan banyak fakta menarik di balik citranya sebagai pulau kering dan panas.
Dari luas wilayah yang mencapai 5,4 ribu kilometer persegi, bahasa dengan tiga tingkatan tutur, hingga kuliner khas yang kini mendunia, Madura adalah salah satu kawasan strategis di Jawa Timur yang layak dikenal lebih dalam.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, wilayah administratif Madura yang mencakup empat kabupaten: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep memiliki luas sekitar 5.408,45 km². Angka ini setara dengan sekitar 11 persen dari total luas daratan Provinsi Jawa Timur.
Secara geografis, pulau ini membentang sepanjang 160 km dari ujung barat di Kamal, Bangkalan, hingga ujung timur di Dungkek, Sumenep, dengan lebar maksimal sekitar 40 km.
Madura dikenal sebagai pulau yang strategis secara geografis karena bentuknya yang memanjang dan datar, serta terhubung langsung ke Pulau Jawa melalui Jembatan Suramadu.
Konektivitas ini membuat Madura menjadi salah satu kawasan penting dalam rantai ekonomi dan transportasi Jawa Timur.
Bahasa Madura dengan Tiga Tingkatan Tutur
Selain geografi, kekayaan budaya Madura juga terlihat dari bahasanya. Bahasa Madura merupakan salah satu bahasa daerah terbesar di Indonesia setelah Jawa dan Sunda. Uniknya, bahasa ini memiliki tiga tingkatan tutur. Diantaranya, bhasa enjak-iya (kasar), bhasa enggi-enten (tengahan), dan bhasa engghi-bunten (halus), yang mencerminkan tatakrama dan hierarki sosial yang kuat.
Tingkatan bahasa ini bukan sekadar pilihan kata, tapi bagian dari sistem sosial Madura. Orang tua, tetua, atau orang yang lebih dihormati harus diajak bicara dengan bahasa yang lebih halus.
Di luar lingkungan keluarga dan tradisi, masyarakat Madura juga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di sekolah, kantor, dan media.
Bahkan, di beberapa daerah tapal kuda Jawa Timur, Bahasa Madura bahkan menjadi lingua franca yang digunakan lintas etnis.
Kuliner Khas Madura yang Mendunia
Tak bisa dipungkiri, kuliner menjadi salah satu daya tarik utama Madura. Sate Madura, dengan daging kambing yang dibakar di atas arang dan disajikan dengan bumbu kacang gurih dan sedikit pedas, telah menjadi ikon kuliner nasional bahkan internasional.
Selain sate, Madura juga punya beragam hidangan khas yang kini populer di seluruh Indonesia. Bebek Sinjay atau Songkem, misalnya, adalah bebek goreng yang renyah di luar dan empuk di dalam, sering dijual di warung-warung kaki lima.
Ada juga Soto Madura berkuah bening dengan daging sapi atau kerbau, Nasi Serpang dengan lauk khas Madura, Tahu Tek, Rawon Madura, dan Topak Ladeh, sup dari betis sapi yang dimasak dengan rempah-rempah khas seperti jeruk purut, kayu manis, lengkuas, dan kencur.
Populasi Masyarakat dan Titik Tertinggi Madura
Berdasarkan proyeksi BPS Jawa Timur 2023, jumlah penduduk di empat kabupaten Madura mencapai sekitar 4 juta jiwa. Rinciannya yaitu Bangkalan sekitar 1,1 juta jiwa, Sampang 992 ribu jiwa, Pamekasan 862 ribu jiwa, dan Sumenep 1,14 juta jiwa.
Secara etnis, suku Madura merupakan salah satu kelompok terbesar di Indonesia, dengan populasi yang tersebar di seluruh negeri diperkirakan lebih dari 12 juta jiwa.
Di tengah dataran yang relatif datar, Madura memiliki titik tertinggi di Bukit Mahawaru, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, dengan ketinggian sekitar 550 meter di atas permukaan laut. Bukit ini kerap dijuluki “Atap Madura” karena menjadi puncak tertinggi di pulau ini.
Dari puncak Mahawaru, pengunjung bisa menikmati panorama 360 derajat dataran Madura, Selat Madura, hingga Pulau Jawa di kejauhan.
Kawasan ini menjadi destinasi favorit bagi pencinta alam dan pendaki, meskipun jalurnya cukup terjal dan menantang.
Di sekitar kawasan ini juga terdapat Desa Bajur, yang berada di ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut, serta Bukit Waru yang dikenal sebagai dataran tinggi dengan udara sejuk dan pemandangan alam yang indah.
Bukit Geger, Wisata Alam dan Legenda
Di wilayah barat Madura, tepatnya di Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, terdapat Bukit Geger, bukit dengan ketinggian sekitar 150–200 meter di atas permukaan laut dan luas kawasan sekitar 44 hektare yang berupa hutan mahoni.
Bukit Geger dikenal sebagai destinasi wisata alam yang menawarkan pemandangan asri, gua alam, dan spot panjat tebing.
Menurut legenda setempat, Bukit Geger dianggap sebagai tempat mendaratnya orang pertama di Madura, sehingga memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi bagi masyarakat setempat.
Potensi Wisata dan Ekonomi
Dengan luas wilayah yang signifikan, populasi besar, dan kekayaan budaya yang khas, Madura memiliki potensi besar di bidang pariwisata, pertanian, dan ekonomi kreatif.
Pemerintah daerah terus mendorong pengembangan wisata alam, kuliner, dan budaya sebagai penopang ekonomi lokal.Madura bukan cuma sate.
Di balik citranya yang sederhana, pulau ini punya geografi unik, bahasa yang kaya, dan kuliner yang mendunia, sebuah identitas yang layak dikenal lebih dalam oleh masyarakat luas.
Editor : Amal Jaelani