SURABAYA - Komentar Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding sempat menimbulkan pro-kontra di tengah publik. Karding mengajak para lulusan perguruan tinggi agar mencari kerja di luar negeri. Pernyataan Menteri Karding itu ditanggapi sejumlah pihak sebagai imbauan agar para pemuda kabur dulu ke luar negeri.
Ketua PD Serikat Pekerja Informal Migran dan Pekerja Profesional Indonesia (SP-IMPPI) Provinsi Jawa Timur, Muhamad Didi Rosadi meminta publik menghentikan polemik tersebut. Menurutnya pernyataan Menteri P2MI itu harus ditanggapi positif sebagai dorongan agar anak muda mengisi kesempatan bekerja di luar negeri.
"Pemerintah membuka peluang kepada warga negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Ini tentu bisa menjadi opsi bagi angkatan kerja produktif, termasuk lulusan perguruan tinggi," kata pria yang akrab disapa Diday itu, dalam keterangannya, Minggu (6/7/2025).
Kader GP Ansor Jawa Timur ini menilai pernyataan Menteri Karding itu sebagai motivasi bagi para pemuda Indonesia, termasuk Jawa Timur. Apalagi, faktanya angka pengangguran masih tinggi.
Diday melanjutkan, bila merujuk data BPS April 2025, tercatat ada 7,28 juta pengangguran. Sekitar 16 persennya merupakan pengangguran produktif. Kondisi itu terjadi karena lapangan kerja yang masih terbatas. Sementara, angkatan kerja baru terus bertambah.
Karena itu, peluang bekerja di luar negeri menjadi opsi yang harus dimaksimalkan. Terpenting mereka yang akan bekerja di luar negeri dilengkapi dengan ketrampilan, baik bahasa mau pun skill global. Itu penting selain Legalitas dokumen kerja
"Menurut Menteri Karding ada 1,7 juta lowongan kerja di luar negeri yang tersebar di 100 negara. Tentu ini peluang bagi WNI, terutama angkatan kerja produktif. Dengan bekerja di luar negeri, selain mendapat penghasilan yang tinggi juga akan ada transfer skill dan wawasan Internasional," pungkas Diday.
Editor : Alim Perdana