Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya

Tim SAR gabungan mengerahkan seluruh kekuatannya melalui jalur laut, udara, dan darat. Foto/Basarnas Surabaya
Tim SAR gabungan mengerahkan seluruh kekuatannya melalui jalur laut, udara, dan darat. Foto/Basarnas Surabaya

BANYUWANGI – Pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali memasuki hari kedua, Jumat (4/7/2025). Tim SAR gabungan mengerahkan seluruh kekuatannya melalui jalur laut, udara, dan darat. Upaya pencarian yang dimulai pukul 07.00 WIB hingga sore hari belum membuahkan hasil.

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan BASARNAS, R. Eko Suyatno, mengungkapkan kendala utama adalah cuaca buruk di perairan Selat Bali.

Data BMKG Stasiun Meteorologi Kelas III Banyuwangi mencatat hujan ringan, kecepatan angin 4-14 knots dari selatan ke barat daya, ketinggian gelombang 0,4-1,25 meter, dan kecepatan arus 0,86-2,06 m/s ke arah selatan.

"Pencarian di laut dilakukan secara menyeluruh di wilayah perairan Selat Bali, dari utara hingga selatan. Tiga SRU udara juga melakukan pencarian dengan jalur yang sama, sementara SRU darat memonitor seluruh wilayah pesisir dari Ketapang hingga Gilimanuk," jelas Eko Suyatno.

Terkait informasi dari Kedutaan Besar Malaysia tentang kemungkinan adanya warga negara Malaysia di antara penumpang, Eko Suyatno menjelaskan bahwa tim telah berkoordinasi dengan BPBD Jawa Timur dan kepolisian untuk menelusuri data penumpang berdasarkan nomor polisi kendaraan travel yang diduga digunakan WNA tersebut.

"Setelah ditelusuri, data nomor polisi tersebut memang tercatat sebagai penumpang KMP Tunu Pratama Jaya. Namun, dari delapan nama dalam manifest travel, tidak ditemukan nama WNA Malaysia yang dimaksud," tambahnya.

Rekonsiliasi data korban selamat juga menunjukkan adanya perubahan. Awalnya tercatat 29 korban selamat, namun setelah konfirmasi ulang dengan ASDP dan kepolisian, jumlahnya menjadi 30 orang.

Dengan enam korban meninggal dunia yang telah ditemukan, total korban yang ditemukan hingga saat ini adalah 36 orang. Dengan demikian, masih ada 29 orang yang belum ditemukan berdasarkan manifes kapal.

"Ada satu kasus unik. Seorang korban selamat atas nama Yudi atau Wahyudi ternyata telah ditemukan dan dijemput keluarganya di Gilimanuk tanpa melapor ke Posko SAR Gabungan," ungkap Eko Suyatno.

Operasi SAR melibatkan berbagai unsur, termasuk Kantor Pusat BASARNAS, Kantor SAR Surabaya, Kantor SAR Denpasar, dan berbagai instansi terkait lainnya.

Alat utama pencarian meliputi helikopter, kapal perang, dan berbagai perahu cepat. Upaya pencarian korban kapal tenggelam di selat Bali akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban ditemukan.

Editor : Alim Perdana