Indah Kurnia dan BPOM Surabaya Sosialisasikan Konsumsi Obat dan Makanan yang Aman

Indah Kurnia, bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya, menggelar sosialisasi mengenai pentingnya memilih obat dan makanan secara bijak. Foto/Ayojatim
Indah Kurnia, bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya, menggelar sosialisasi mengenai pentingnya memilih obat dan makanan secara bijak. Foto/Ayojatim

SURABAYA – Anggota Komisi IX DPR RI, Indah Kurnia, bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya, menggelar sosialisasi mengenai pentingnya memilih obat dan makanan secara bijak.

Kegiatan yang berlangsung Sabtu, 10 Mei 2024, di dua lokasi, yakni di Desa Janti, Waru, Sidoarjo pada pagi hari, dan Kelurahan Babadan, Wiyung, Surabaya pada sore harinya. Kegatan ini dihadiri ratusan warga, sebagian besar ibu rumah tangga.

Kegiatan ini diinisiasi karena tingginya risiko bahaya akibat konsumsi obat dan makanan yang tidak aman. Dalam sambutannya, Indah Kurnia menekankan pentingnya kehati-hatian.

"Makanan dan obat-obatan yang kita konsumsi sehari-hari berpotensi menimbulkan dampak serius jika kita tidak selektif," tegasnya.

"Sebagai anggota Komisi IX yang bermitra dengan BPOM, saya merasa bertanggung jawab untuk memberikan edukasi langsung kepada masyarakat," tambahnya.

Yuli Ekowati, Ketua Tim Indeks Pelayanan Publik BPOM Surabaya, memaparkan pentingnya menerapkan prinsip "CEK KLIK" sebelum mengonsumsi produk apapun, termasuk kosmetik. CEK KLIK merupakan singkatan dari Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kadaluwarsa.

"Periksa kemasan produk; apakah masih baik atau rusak? Baca informasi pada label dengan teliti, termasuk komposisinya; pastikan ada izin edar; dan jangan sampai lewat tanggal kedaluwarsa," jelas Yuli.

Di sesi tanya jawab di Waru, seorang warga, Hariono (45), menanyakan isu viral tentang industri tahu yang diduga menggunakan sampah impor sebagai bahan bakar.

Menanggapi hal ini, Indah Kurnia menyatakan keprihatinannya. "Ini masalah serius yang akan saya sampaikan ke Komisi IX dan fraksi saya," ujarnya.

"Potensi kontaminasi zat berbahaya dari sampah impor sangat mengkhawatirkan, terutama bagi anak cucu kita. Jika impornya legal, ini akan jauh lebih memprihatinkan. Kita harus serius menangani ini, mengingat tahu dan tempe merupakan makanan pokok bangsa kita. Bahkan cucu saya sendiri mengonsumsi tempe setiap hari," tegasnya.

Indah Kurnia mengungkapkan rasa syukurnya atas kemitraan dengan BPOM dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang konsumsi sehari-hari, termasuk makanan, minuman, obat-obatan, dan produk perawatan kulit yang saat ini marak ditawarkan. Ia berpesan agar masyarakat cerdas dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan.

"Jangan sampai tergoda tren, harga murah, atau ikut-ikutan. Pilihlah produk yang benar-benar bermanfaat bagi kesehatan," pesannya.

Ia menutup sosialisasi dengan harapan agar masyarakat lebih teliti. "Setelah mendengarkan paparan dari BPOM, saya berharap masyarakat lebih cermat memeriksa izin BPOM, kemasan, label, dan tanggal kedaluwarsa sebelum mengonsumsi produk, terutama minuman dalam kemasan," tutup Indah.

Editor : Alim Perdana