Oleh: Ulul Albab
Ketua ICMI Orwil Jawa Timur
Taqobbalallohu Minna Waminkum,
Taqobbal Yaa Karim, Mohon Maaf Lahir Batin
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hari ini, 30 maret 2025, adalah hari terakhir Ramadhan. Nanti malam kita sudah memasuki bulan syawal dan besok pagi kita melaksanakan sholat Idul Fitri.
Tentu, setiap orang merasakan beragam perasaan saat menghadapi situasi ini —bahagia karena telah diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah sebulan penuh, namun juga berat karena harus berpisah dengan bulan yang begitu sangat istimewa.
Bagi saya pribadi, bulan Ramadhan kali ini terasa begitu cepat. Seakan, waktu mengalir begitu saja, membawa kita dalam perjalanan spiritual yang sangat special dan penuh hikmah, namun juga penuh dengan kekurangan dan ketidaksempurnaan.
Sebulan penuh, kita telah meraih Rahmat Allah, menghapus dosa-dosa, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Kita belajar menahan diri, memperbanyak ibadah, memperbaiki akhlak, dan mengingatkan diri akan pentingnya berbagi dengan sesama. Tapi, kita merasa belum optimal.
Masih banyak waktu yang terbuang, banyak kekurangan dalam setiap amal yang kita lakukan. Begitu banyak hal yang seharusnya bisa kita lakukan lebih baik, namun entah mengapa kita justru sering tergoda terhanyut dalam kesibukan urusan-urusan yang lain.
Namun, di balik semua itu, alhamdulillah ada kebahagiaan yang mendalam. Bahagia karena meski tidak sempurna, kita telah berusaha. Bahagia karena Allah memberi kita kesempatan luas untuk bertaubat, berbenah, dan memperbaiki diri. Bahagia karena Ramadhan telah memberi banyak pelajaran berharga.
Bagi saya pribadi ada juga kebahagiaan lainnya. Yaitu bahagia karena selama sebulan penuh Ramadhan tahun ini, Allah meridhohi saya bisa berbagi, menginspirasi, dan berusaha memberikan manfaat melalui tulisan-tulisan yang saya buat secara berseri yang dimuat di media.
Bahagia karena teman-teman media sangat membantu upaya ini dengan Ikhlas dan niat ibadah.
Memang, sebagai bagian dari tugas sosial saya sebagai Ketua ICMI Jawa Timur, saya merasa berkewajiban untuk memanfaatkan kesempatan Ramadhan tahun ini untuk menulis seri kajian sebulan penuh dengan tujuan untuk mengedukasi dan menginspirasi umat.
Melalui tulisan-tulisan tersebut, saya berharap bisa memberikan pencerahan, meningkatkan pemahaman, dan mengajak kita semua untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, serta menambah rasa kepedulian terhadap sesama.
Terima kasih kepada Anda semua yang telah mengikuti perjalanan kajian ini. Terlebih kepada teman-teman media yang mensupport full. Saya berharap seri tulisan-tulisan saya selama ini dapat memberi manfaat yang berkelanjutan, mengingatkan kita untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik, tidak hanya selama Ramadhan, tetapi juga setelahnya.
Insyaalloh pasca Ramadhan nanti seri tulisan tersebut akan kami bukukan dalam format yang lebih baik dan lebih rapih, agar bisa menjadi jejak yang bermanfaat dan menjadi amal jariyah.
Pada kesempatan yang baik ini, saya juga ingin meminta maaf. Meminta maaf atas setiap kekurangan dalam tulisan-tulisan saya, atas setiap kalimat yang mungkin tidak bisa menyentuh seperti yang saya harapkan, atau bahkan atas setiap pemikiran yang mungkin belum cukup matang untuk dipahami.
Saya, adalah hamba pembelajar yang penuh dengan kekurangan. Untuk itu, saya mohon maaf dari lubuk hati yang paling dalam. Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita, dan semoga kita terus diberikan kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri.
Lalu, setelah Ramadhan berlalu, apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus kita ambil dari semua hikmah yang telah diajarkan selama sebulan penuh ini? Inilah pertanyaan yang selalu muncul bagi para pembelajar yang baik.
Menurut saya, setelah Ramadhan, kita harus tetap mengingatkan diri kita untuk tidak kembali terjebak dalam rutinitas lama yang mengabaikan hak-hak Allah dan sesama. Ramadhan adalah titik balik, dan setelah Ramadhan, kita harus tetap berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sabar, lebih dermawan, dan lebih taat pada-Allah SWT. Lebih disiplin dan istiqomah menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua laranganNya.
Dengan begitu semoga kita menjadi orang yang Taqwa. Sebuah kata kunci yang disebut Allah di dalam Al-quran untuk menyebut indikator kesuksesan dan keberhasilan dari puasa Ramadhan ummatNya. Dan itu pula yang menjadi tujuan dari perintah puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Saya berdoa, semoga Allah SWT memberi kita kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan yang akan datang, dalam kondisi lebih kuat sehat wal afiyat, dengan hati yang lebih bersih, lebih penuh dengan kebaikan, dan lebih semangat dalam beribadah. Semoga apa yang kita lakukan selama bulan suci ini tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga bagian dari kebiasaan yang terus kita bawa dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pastinya, kehidupan terus berjalan. Ramadhan memang hanya datang sekali dalam setahun, tetapi kesempatan untuk memperbaiki diri dan beribadah kepada Allah selalu ada. Mari kita terus melangkah dengan hati yang penuh harapan dan semangat baru. Setiap detik adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik. Dan di atas segalanya, semoga kita selalu dalam lindungan rahmat dan ampunan-Nya.
Atas nama pribadi, keluarga, dan selaku Ketua ICMI Jawa Timur, saya mengucapkan: Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri. Minal 'aidin wal faizin, taqobbalallohu minna waminkum, taqobbal yaa karim. Mohon maaf lahir dan batin. Hari ini kita adalah manusia berhati “Bening”.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Editor : Alim Perdana