Dokter Muda Lidya: Dari Relawan hingga Jas Putih, Cita-cita Sejak Kecil

Dika Maulidya Sari. Foto/Humas Unusa
Dika Maulidya Sari. Foto/Humas Unusa

SURABAYA – Dika Maulidya Sari, atau Lidya, salah satu dari 17 dokter baru Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) yang dilantik, memiliki perjalanan unik menuju profesinya.

Cita-cita menjadi dokter sejak kecil, diiringi aktivitas sebagai relawan, membentuk karakter dan pengalamannya.

Lidya mengaku sempat ragu saat SMA untuk masuk kedokteran. “Tapi waktu SMA mulai kepikiran, bisa nggak ya masuk kedokteran? Entah itu kemampuan saya maupun biayanya,” ujarnya.

Namun, ia yakin dan mengikuti kata hati, mengandalkan usaha, doa, dan kepercayaan diri. Lidya pun merasa berjodoh dengan Unusa.

“Dari awal saya udah daftar dan masuk (lolos, red) sebelum pengumuman SNMPTN (SNBP, red),” tutur perempuan asal Sidoarjo ini.

Meskipun tak lolos SNMPTN dan SBMPTN, Lidya tetap diterima di Unusa, sesuai keinginan keluarganya yang aktif di NU.

“Orang tua bilang juga, udah di Unusa aja. Karena memang inginnya saya di Unusa saja,” imbuhnya.

Dukungan orang tua yang merupakan lulusan SMA, menginginkan anaknya memiliki pendidikan tinggi.

Lidya merasakan banyak manfaat berkuliah di Unusa, seperti bimbingan langsung dari spesialis dan lingkungan Islami yang suportif.

“Meskipun kadang merasa berkecil hati karena ini kampus swasta, tapi ternyata di sini banyak hal yang tidak sesempit itu,” ungkapnya.

Selain kuliah, Lidya aktif dalam kepanitiaan, termasuk Tim Bantuan Medis (TMB) Fakultas Kedokteran, IPPNU, dan berbagai kegiatan relawan.

“Tahun 2017 itu saya mulai aktif untuk kegiatan volunteer, pertama kali itu di Pasuruan,” kenang Lidya.

Pengalamannya sebagai relawan hingga ke Sumba Timur selama satu minggu, dalam program volunteering Nasional NGO, semakin memperkaya pengalamannya.

“Karena saya ada di divisi kesehatan, saya fokus ke program kesehatan, tapi pada dasarnya ada beberapa divisi lainnya juga,” jelasnya.

Lidya membuktikan bahwa pengalaman sebagai relawan dan tekad yang kuat mampu mengantarkannya meraih cita-cita menjadi dokter.

Editor : Alim Perdana