Hadiri Pelantikan Rektor UNUSA 2025-2030, Gubernur Khofifah Ajak Perkuat Peran Perguruan Tinggi

Gubernur Khofifah menghadiri pelantikan Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) periode 2025-2030 di Auditorium UNUSA. foto: KIP for ayojatim.
Gubernur Khofifah menghadiri pelantikan Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) periode 2025-2030 di Auditorium UNUSA. foto: KIP for ayojatim.

SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri pelantikan Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) periode 2025-2030 di Auditorium UNUSA Jl. Jemursari No.51-57 Wonocolo Surabaya, Sabtu (25/10/2025).

Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA dilantik untuk menggantikan Rektor UNUSA periode 2015-2025 Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng yang telah memberikan pengabdian luar biasa bagi Unusa.

Secara khusus, Gubernur Khofifah menyampaikan selamat atas dilantiknya Rektor baru UNUSA. Gubernur Khofifah berharap Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA mampu memimpin UNUSA menuju era digital, inovatif, dan berdaya saing global, dengan tetap menjunjung tinggi jati diri Islam.

"Selamat kepada Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA, beliau sosok yang membawa semangat baru, visi segar, dan tekad kuat untuk melanjutkan perjuangan besar membangun UNUSA sebagai menara ilmu yang semakin tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, negara, bahkan dunia," ucapnya.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah juga mengajak perguruan tinggi untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satunya dengan menguatkan peran sebagai Kampus Berdampak dan menanam generasi Indonesia emas 2045 yang tidak hanya berilmu pengetahuan tetapi juga berakhlak.

"Perguruan tinggi dituntut hadir, tidak sekadar melalui teori, tetapi melalui karya nyata yang menyentuh kehidupan masyarakat," ujar Gubernur Khofifah.

Ia menjelaskan Kampus Berdampak merupakan sebuah ajakan agar perguruan tinggi tidak berhenti sebagai menara gading ilmu pengetahuan, tetapi menjadi Mercusuar Peradaban.

Ia menilai hal tersebut penting lantaran bangsa ini masih harus menghadapi berbagai permasalahan sosial di masyarakat.

"Karena bangsa kita masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, kesehatan, hingga isu lingkungan dan energi," terangnya.

Editor : Diday Rosadi