SURABAYA – Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus memastikan stok LPG 3 kg subsidi aman pasca penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) menjadi Rp 18.000 per tabung, naik dari Rp 16.000. Kenaikan ini efektif hari ini (15/12/2025) berdasarkan SK Pj. Gubernur Jawa Timur No. 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menjelaskan, keputusan kenaikan HET murni dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dengan mempertimbangkan HET di provinsi tetangga seperti Bali dan Jawa Tengah-DIY yang telah lebih dulu naik. Ia mengimbau masyarakat agar tidak panik membeli (panic buying).
"Kami terus mendorong pengecer untuk beralih menjadi pangkalan resmi agar distribusi lebih terkontrol dan masyarakat lebih mudah mendapatkan LPG 3 kg dengan harga sesuai HET," kata Ahad.
"Pengecer bukanlah bagian dari rantai distribusi resmi Pertamina, sehingga pembelian di pangkalan resmi lebih terjamin," lanjutnya.
Ahad menambahkan, pangkalan resmi yang melanggar ketentuan akan dikenai sanksi, mulai dari penghentian alokasi hingga pemutusan hubungan usaha (PHU).
Saat ini, Jawa Timur memiliki lebih dari dua pangkalan resmi di setiap desa/kelurahan. Lebih dari 142 pengecer telah bertransformasi menjadi pangkalan resmi, dan lebih dari 400 lainnya sedang dalam proses.
Pertamina telah melakukan sosialisasi intensif terkait kenaikan HET kepada berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur, OPD terkait, Hiswana Migas, SPBE, dan agen LPG PSO.
Pertamina juga rutin melakukan monitoring dan evaluasi (monev) serta sidak untuk memastikan harga jual sesuai HET.
Stok LPG 3 kg di Jawa Timur saat ini aman, mencapai 9.010 metrik ton dengan konsumsi harian rata-rata 4.668 metrik ton.
"Sebagai bentuk pengawasan, kami juga akan terus memantau data pembelian LPG bersubsidi 3 kg untuk memastikan penyaluran dan penggunaan yang tepat sasaran," tutup Ahad. Total pangkalan LPG 3 kg di Jawa Timur mencapai 34.739 unit.
Editor : Alim Perdana
