Berantas Sampah Sachet, Komunitas Bulukumba Luncurkan Toko Isi Ulang

Toko SABUKA ini bertujuan untuk mengatasi masalah residu yang ada di Desa Batukaropa. Foto/Ecoton
Toko SABUKA ini bertujuan untuk mengatasi masalah residu yang ada di Desa Batukaropa. Foto/Ecoton

BULUKUMBA – Komunitas Merdeka Sampah (KORSA) Desa Batukaropa baru-baru ini meluncurkan Toko SABUKA, sebuah toko isi ulang yang inovatif. Peresmian toko ini dihadiri oleh sekitar 50 orang, termasuk perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba, Pemerintah Desa Batukaropa, warga sekitar, dan komunitas lingkungan lainnya.

SABUKA, singkatan dari "Sabun Batukaropa untuk Keluarga," terletak di Dusun Batukaropa, Desa Batukaropa, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba.

Ketua KORSA, Andi Fatmawati, menjelaskan bahwa toko ini bertujuan mengatasi masalah sampah residu di desa, terutama sampah sachet dari sabun, makanan, sampo, dan popok sekali pakai.

"Dalam riset timbulan sampah yang kami lakukan pada September 2024, kami menemukan bahwa sampah residu di Desa Batukaropa mencapai 21%. Sementara itu, sampah organik mencapai 47% dan sampah daur ulang 32%," ungkap Andi Fatmawati.

"Meskipun jumlahnya lebih rendah, keberadaan sampah residu sangat mengkhawatirkan. Ini adalah jenis sampah yang sulit dikelola, dan kami merasa perlu untuk mengurangi keberadaannya. Itulah mengapa kami mendirikan Toko SABUKA," lanjutnya.

Toko SABUKA menjual berbagai produk isi ulang, sebanyak 28 jenis, termasuk sabun cuci piring, deterjen cair dan bubuk, pelembut pakaian, sabun colek, pembersih lantai, pembalut kain, popok kain, tas kain, pemutih pakaian, minyak goreng, dan sabun batangan.

Produk-produk tersebut dikemas dalam jerigen berukuran 4,5-5 liter. "Kami mendorong semua pembeli untuk membawa wadah sendiri, namun bagi yang lupa, kami juga menyediakan botol kosong berbayar," tambah Andi Fatma.

Inisiatif KORSA ini mendapat apresiasi besar dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Bulukumba, Andi Uke Permatasari.

"Toko SABUKA adalah langkah awal yang sangat baik. Saya berharap inisiatif ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengambil tindakan serupa. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan," terangnya.

Untuk itu Ia juga mendorong desa-desa lain untuk membentuk bank sampah dan bekerja sama dengan toko isi ulang.

"Menukar sampah daur ulang dengan produk isi ulang adalah langkah yang sangat mungkin dilakukan dan dapat memberikan manfaat besar bagi lingkungan," tegasnya.

Firly Mas'ulatul Janah dari Yayasan ECOTON, yang mendampingi komunitas di Bulukumba, menambahkan bahwa toko isi ulang ini bukan hanya sekadar bisnis, tetapi juga solusi praktis yang mendorong perusahaan untuk mengurangi sampah sachet.

"Sesuai dengan Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, kita semua memiliki peran dalam mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai. Meskipun tantangan masih ada, kami percaya bahwa langkah ini bisa membawa perubahan," ungkapnya.

Firly juga memperkenalkan "Refilltor," sebuah motor keliling yang tidak hanya menjual produk isi ulang, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya mikroplastik dari penggunaan sachet sekali pakai.

"Ini adalah cara kami untuk menjangkau lebih banyak orang dan memberikan informasi yang sangat dibutuhkan," tutup Firly.

Editor : Alim Perdana