JAKARTA - Denny Januar Ali, atau yang kerap dikenal sebagai Denny JA, resmi ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi (PHE). Dalam acara perkenalan pengurus baru PHE di Jakarta pada Kamis (10/7), Denny menyampaikan pandangannya yang tegas tentang pentingnya kemandirian energi bagi Indonesia.
“Jika tak ada penemuan lahan minyak baru, tak akan ada kemandirian energi. No Discovery, No Sovereignty,” ujarnya.
Baca juga: PertaLife Insurance Dukung Upstream Run 2025, Dorong Gaya Hidup Sehat dan Perencanaan Keuangan
Menurut Denny JA, saat ini produksi minyak nasional baru sekitar 600 ribu barel per hari, sedangkan kebutuhan riil Indonesia mencapai 1,2 hingga 1,4 juta barel per hari.
Artinya, hampir setengah kebutuhan minyak masih harus dipenuhi melalui impor. “Kalau ada gejolak global, ketahanan energi kita bisa terguncang,” tambahnya.
Denny menegaskan bahwa kemandirian energi bukan sekadar jargon pembangunan, melainkan bagian dari daya hidup suatu bangsa. Ia mengingatkan bahwa kemandirian, baik ekonomi, pangan, maupun energi, adalah kunci keberlanjutan bangsa.
Pernyataan ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang terus menekankan pentingnya ketahanan nasional sebagai fondasi strategis.
Denny JA juga memaparkan tren produksi migas nasional yang mengkhawatirkan. Pada era 1970-an, produksi minyak Indonesia sempat mencapai 1,2 juta barel per hari, namun kini hanya setengahnya.
Baca juga: Kepercayaan Publik pada Kejaksaan Agung Lampaui KPK dan Polri
Di sisi lain, negara-negara seperti Amerika Serikat yang memproduksi hingga 12 juta barel, dan Arab Saudi dengan 10 juta barel, terus mengalami peningkatan signifikan.
Ia mengidentifikasi tiga faktor utama yang membedakan negara-negara yang maju dengan yang stagnan dalam produksi minyak: eksplorasi dan teknologi, tata kelola dan transparansi, serta stabilitas kebijakan jangka panjang.
“Tanpa penemuan ladang baru dan teknologi yang tepat, kemandirian energi hanyalah mimpi,” kata Denny.
Baca juga: Lima Peruntuhan Artificial Intelligence dan Manusia
Ia juga mengingatkan perlunya tata kelola yang sehat agar produksi tidak tergeser oleh mafia impor dan moral hazard, serta pentingnya kebijakan energi yang konsisten lintas pemerintahan.
Dalam menutup sambutannya dengan nada ringan, Denny berkelakar, “Dalam dunia Marvel ada Fantastic Four, tapi kami di sini punya Fantastic Eight, delapan komisaris yang akan menjaga Pertamina Hulu Energi.”
Ia berharap di akhir masa jabatan nanti, PHE bisa meninggalkan produksi yang naik, kebijakan yang kokoh, dan reputasi yang membanggakan.
Editor : Alim Perdana