Mahasiswa dan Dosen, Wujudkan Riset Berdampak: Tiga Tips Sukseskan Hilirisasi

Reporter : Alim Perdana
Dosen dan mahasiswa peserta Seminar SEVIMA yang diselenggarakan secara hybrid di Institut Teknologi Del - Toba Sumatera Utara. Foto/Sevima

SUMATERA UTARA - Seringkali, penelitian mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi hanya berakhir sebagai tugas akhir atau dokumen yang tersimpan di perpustakaan.

Meskipun beberapa dipublikasikan di jurnal terkemuka atau didaftarkan sebagai hak kekayaan intelektual, dampaknya terhadap masyarakat masih terbatas.

Hal ini disampaikan oleh Prof. Saiful Anwar Matondang, Kepala LLDIKTI I Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, dalam Seminar SEVIMA pada Senin (30/12).

Baca juga: UM Surabaya Luncurkan Aplikasi Ekofem Edu untuk Tanamkan Wawasan Adil Gender dan Ekologi pada Anak

Sejalan dengan ambisi Indonesia menjadi negara maju, ia mengajak mahasiswa untuk melampaui batas dan menjadikan penelitian sebagai solusi nyata bagi masyarakat.

"Hilirisasi penelitian adalah kunci agar kampus berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, peningkatan pendapatan, dan kemajuan bangsa," ujar Prof. Saiful di hadapan ribuan dosen dan mahasiswa peserta Seminar SEVIMA yang diselenggarakan secara hybrid di Institut Teknologi Del - Toba Sumatera Utara & Aplikasi Zoom.

Ia menekankan bahwa kampus harus menjangkau mimpi-mimpi masyarakat dan membuka peluang kerja, wirausaha, dan rezeki melalui hilirisasi.

Baca juga: UNAIR Luncurkan AILG dan Rilis Temuan Riset Nasional, Bidik Dampak Besar bagi Indonesia

Prof. Saiful mencontohkan tiga sektor potensial yang dapat digarap oleh perguruan tinggi, yaitu teknologi pangan, desa wisata, dan pengembangan UMKM untuk ekspor.

Berikut tiga tips dari Prof. Saiful untuk memaksimalkan manfaat penelitian dan sukses dalam hilirisasi:

1. Menggali Potensi Penelitian untuk Hilirisasi

Agar hilirisasi berhasil, mahasiswa perlu mengidentifikasi luaran penelitian yang memiliki potensi tinggi untuk diterapkan. Masyarakat dan pemerintah membutuhkan hasil penelitian yang praktis, seperti teknologi tepat guna untuk ketahanan pangan, pengembangan agrowisata, dan pemasaran digital untuk UMKM.

"Luaran penelitian seringkali tidak ditindaklanjuti. Oleh karena itu, sejak awal penelitian, haruslah Outcome Based (berorientasi hasil). Rumuskan masalah yang ingin dipecahkan di masyarakat, identifikasi potensi yang ada, baru kemudian lakukan penelitian. Jangan sampai setelah penelitian selesai, baru dipikirkan manfaatnya," tegas Prof. Saiful.

2. Bangun Database Hasil Riset

Perguruan tinggi perlu membangun database hasil riset yang terstruktur, baik di bidang agribisnis, manajemen, atau teknologi informasi. Database ini memungkinkan perguruan tinggi untuk menawarkan solusi konkret kepada masyarakat, pemerintah, BUMN, dan BUMDes untuk kolaborasi.

Database tersebut harus mudah diakses oleh masyarakat, misalnya melalui website atau media sosial. Dengan menampilkan penelitian terkini dari mahasiswa dan dosen, masyarakat yang tertarik untuk menggunakan atau berkolaborasi dapat dengan mudah menghubungi peneliti terkait.

"Saya menyarankan untuk membuat database hasil riset dosen. Misalnya, jika dosen IT memiliki keahlian di bidang digital marketing, mereka dapat menawarkan pembuatan website data desa untuk membantu masyarakat desa, termasuk desa wisata," saran Prof. Saiful.

3. Promosikan Hasil Penelitian secara Digital

Prof. Saiful menekankan pentingnya memanfaatkan media sosial sebagai alat komunikasi penelitian yang efektif. Dibandingkan spanduk atau brosur, media sosial memiliki jangkauan lebih luas dan biaya lebih efisien. "Dengan media sosial, kita bisa menjangkau seluruh dunia," ujarnya.

Pengalaman IT Del dalam Hilirisasi

Dr. Arnaldo Marulitua Sinaga, S.T., M.InfoTech, Rektor Institut Teknologi (IT) Del, juga berbagi pengalaman kampusnya dalam hilirisasi selama satu dekade terakhir.

Baca juga: ITS Raih Posisi Teratas Kampus Terbaik Logistik dan Manajemen Rantai Pasok di Indonesia

IT Del, salah satu kampus terbaik di Pesisir Danau Toba yang baru saja meraih penghargaan “Anugerah Diktisaintek” dari Kementerian Pendidikan Tinggi, memanfaatkan keunggulan prodi informatika untuk menghasilkan penelitian di bidang teknologi terkini, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), keamanan siber (cyber security), dan industri kecerdasan (knowledge based economy).

Berkat keahlian IT tersebut, IT Del telah membuat website resmi desa untuk lebih dari 20 desa di pesisir Danau Toba. Desa-desa ini juga didampingi dalam pengembangan teknologi dan promosi digital, sehingga Danau Toba terus berkembang menjadi destinasi favorit di Indonesia bahkan dunia.

"Salah satu pencapaian signifikan adalah penunjukan IT Del oleh Kementerian Pendidikan untuk mengelola Taman Sains di Kumbang, Tapanuli. Taman ini berfokus pada penelitian tanaman herbal, holtikultura, serta pengembangan food estate berbasis holtikultura, yang sejalan dengan potensi agraris wilayah tersebut. Penelitian IT Del dihilirisasi menjadi produk pertanian dan produk digital yang mempromosikan Danau Toba ke dunia," tutup Dr. Arnaldo.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru