SURABAYA - Polemik antara KH. Mohammad Imam Muslimin atau Yai Mim dengan pemilik rental mobil, Nurul Sahara terus berlanjut. Konflik antara tetangga di sebuah komplek perumahan di Kota Malang tersebut viral di media sosial serta media massa.
Terbaru muncul pernyataan Sahara kalau ia adalah alumni santri Tebuireng Jombang. Pengakuan itu pun disampaikan saat ia bertemu dengan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Netizen pun banyak yang meragukan pernyataan Sahara kalau ia alumni Tebuireng, Jombang. Titik terang pun muncul dari keterangan Yusuf Hidayat, Ketua Barisan Gus dan Santri (Baguss).
"Iya benar, Sahara alumni SMA A Wahid Hasyim Tebuireng tahun 2009, Pondok pesantren Putri Al Masyuriah yang diasuh KH. Fahmi Amrullah Hadziq," terang Gus Yusuf yang juga merupakan alumni santri Ponpes Tebuireng, Jombang, Minggu (12/10/2025).
Gus Yusuf pun menasehati Sahara, agar sebagai alumni Tebuireng harus menjaga adab. Terlebih kepada yang lebih tua, apalagi terhadap seorang kiai seperti Yai Mim.
Penggerak Ikatan Alumni Tebuireng (Ikapete) ini mengingatkan, seluruh alumni santri Tebuireng punya tanggung jawab moral untuk menjaga marwah Pesantren Tebuireng.
"Tebuireng ini bukan sekedar pesantren besar dan bersejarah. Ini adalah peninggalan sekaligus wasiat Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari yang merupakan pendiri Tebuireng sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama. Karena itu wajib menjaga marwah Tebuireng," tegas Gus Yusuf.
Ia mengungkapkan, Pesantren Tebuireng akan bangga bila santrinya terkenal karena karya dan pengabdiannya pada masyarakat, bangsa dan negara.
Sebaliknya, akan miris bila ada santri yang terkenal karena konflik sosial dengan tokoh agama. Karena itu, Gus Yusuf berharap Sahara bersikap lebih bijak agar polemik ini bisa selesai dengan damai.
"Damai itu indah, saya kira Sahara bisa lebih bijak dan menahan diri dalam permasalahan dengan Yai Mim. Tapi bila bersikeras menyelesaikan masalah ke jalur hukum, saya tidak punya kewenangan mencegah. Semoga masalah ini segera selesai," pungkas Gus Yusuf.
Editor : Diday Rosadi