Oleh: Ulul Albab
Ketua ICMI Orwil Jawa Timur
GELOMBANG demonstrasi mahasiswa yang akhir-akhir ini menggema di berbagai daerah menunjukkan bahwa kesadaran kritis generasi muda bangsa masih hidup.
Mahasiswa, dengan idealismenya, kembali hadir sebagai suara nurani yang mengingatkan para penguasa agar tidak keluar dari rel keadilan dan amanah konstitusi.
Namun, di tengah semangat mulia itu, kita juga menyaksikan dengan keprihatinan munculnya tindakan anarkis dari kelompok tertentu yang menunggangi gerakan mahasiswa.
Aksi-aksi destruktif itu tidak hanya mencederai semangat demokrasi, tetapi juga berpotensi mengalihkan makna perjuangan mahasiswa yang sejatinya luhur.
Sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Wilayah Jawa Timur, saya menegaskan sikap organisasi sebagai berikut:
1. ICMI Jatim mendukung penuh perjuangan mahasiswa yang murni dalam menyampaikan aspirasi, karena itu adalah bagian dari hak demokratis yang dijamin konstitusi.
2. ICMI Jatim menolak keras segala bentuk anarkisme, kekerasan, dan penunggangan politik yang mencederai idealisme mahasiswa.
3. ICMI Jatim mengajak pemerintah, khususnya Presiden, untuk bersikap tegas menghadapi tindakan destruktif, tetapi tetap membuka ruang dialog yang sehat dan beradab.
4. ICMI Jatim siap memfasilitasi forum dialog terbuka antara mahasiswa, akademisi, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah guna menemukan solusi konstruktif.
Pernyataan sikap ini bukan merupakan reaksi sesaat, tetapi memang bagian dari tanggung jawab moral ICMI sebagai rumah besar cendekiawan Muslim.
Kami percaya bahwa bangsa ini tidak boleh jatuh pada jebakan kekerasan. Bangsa ini harus terus mengedepankan akal sehat, nurani, dan musyawarah.
Saya juga ingin menekankan bahwa demokrasi tidak pernah tumbuh dari intimidasi atau anarkisme.
Demokrasi tumbuh dari dialektika gagasan, dari keberanian menyampaikan kritik dengan cara beradab, dan dari pemerintah yang bersedia mendengar.
Karena itu, kita berharap sikap tegas Presiden dalam menjaga stabilitas negara tetap sejalan dengan komitmen membangun ruang aspirasi yang inklusif.
Di tengah situasi bangsa yang sedang agak genting, kita semua dipanggil untuk memainkan peran sesuai kapasitas masing-masing.
Mahasiswa dengan idealismenya, pemerintah dengan ketegasannya, masyarakat sipil dengan kebijaksanaannya, dan akademisi dengan refleksi kritisnya.
Bila semua peran ini berjalan selaras, maka insyaAllah bangsa ini akan menemukan jalannya keluar dari kerumitan.
Mari bersama kita rawat aspirasi mahasiswa sebagai energi positif perubahan, kita lawan anarkisme yang merusak, dan kita teguhkan dialog sebagai jalan mulia menuju Indonesia yang adil, damai, dan bermartabat.
Editor : Alim Perdana