KAMAKSI: Pidato Presiden Prabowo Titik Awal Mewujudkan Tatanan Masyarakat Pancasilais Bebas dari KKN

Joko Priyoski, Kaukus Muda Anti Korupsi Indonesia (KAMAKSI). foto: ayojatim.
Joko Priyoski, Kaukus Muda Anti Korupsi Indonesia (KAMAKSI). foto: ayojatim.

JAKARTA - Pidato Presiden Prabowo Subianto dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni menuai apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk Joko Priyoski, aktivis 98 sekaligus Ketua Umum DPP KAMAKSI (Kaukus Muda Anti Korupsi Indonesia).

Presiden menegaskan Pancasila jangan hanya dijadikan slogan atau mantra. Kekayaan bangsa ini sangat besar, dan harus dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Semua bentuk penyelewengan dan kebocoran anggaran harus dihentikan.

Joko Priyoski menyebut pidato Presiden bukan sekadar simbolik, melainkan komitmen serius untuk membangun tatanan masyarakat Pancasilais yang bersih, adil, dan berintegritas di tengah tantangan zaman.

“Di tengah ancaman ideologi asing, mafia jabatan, dan korupsi di tubuh BUMN, pidato Presiden Prabowo menjadi tonggak penting untuk mengarahkan bangsa ini ke jalur yang benar,” ujar Jojo sapaan akrab Joko Priyoski, dalam keterangannya, Senin (2/6/2025).

Ia menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengawal arah kebijakan negara, baik melalui dukungan terhadap program positif pemerintah, maupun kritik yang membangun jika ada penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan visi Asta Cita.

“Kami dari KAMAKSI akan tetap berada di posisi kritis tapi kooperatif. Mendukung kebijakan pro-rakyat, dan mengecam keras pejabat yang menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok,” Imbuhnya.

Jojo juga menegaskan bahwa pejabat publik yang tidak mampu bekerja dengan baik sebaiknya mengundurkan diri.

"Sebagaimana pesan kuat yang disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo dalam pidatonya," pungkas Alumnus Universitas Nasional (Unas) Jakarta itu.

Editor : Diday Rosadi