TRENGGALEK - Langit Trenggalek meraung-raung pada Sabtu (17/5/2025) malam. Hujan, yang sejak siang telah mengguyur tanpa henti, kini berubah menjadi amukan dewa.
Sungai Ngasinan, biasanya tenang mengalir, kini berubah menjadi monster air yang haus. Tanggulnya jebol, air bah menerjang Desa Ngares, Kecamatan Patemon, menelan rumah-rumah warga dalam dekapannya yang dingin dan kejam.
Sebelas keluarga, tujuh rumah, terisolir dalam kepungan air yang semakin meninggi. Di antara mereka, seorang nenek renta yang menderita stroke, terbaring lemah, menunggu pertolongan yang entah kapan datang.
Kegelapan malam semakin memperparah situasi, hanya suara gemuruh air dan jeritan panik yang memecah kesunyian.
Namun, di tengah keputusasaan banjir Trenggalek itu, secercah harapan muncul. Tim SAR gabungan, bagai pasukan malaikat penyelamat, berjibaku melawan derasnya arus. Lampu senter mereka menjadi bintang-bintang kecil yang menerangi jalan menuju keselamatan.
Akses jalan terputus, air bah mengamuk, namun tali-tali penyelamat dibentangkan, menjadi jembatan penghubung antara maut dan kehidupan.
Koordinator Pos SAR Trenggalek, Nanang Pujo, menceritakan perjuangan mereka. "Minimnya penerangan dan derasnya arus menjadi tantangan besar. Kami harus menggunakan tali pandu untuk melewati jalan yang terendam," ungkapnya.
Satu per satu warga dievakuasi. Sebagian mengungsi ke rumah tetangga, sebagian lagi menuju balai desa. Hingga pukul 00.30 dini hari, operasi penyelamatan yang menegangkan itu akhirnya selesai. Dua puluh delapan jiwa berhasil diselamatkan dari cengkeraman banjir.
Namun, perjuangan belum berakhir. Tim SAR gabungan, terdiri dari BASARNAS, BPBD, KODIM, POLRES, TAGANA, dan warga sekitar, tetap siaga di posko pengungsian. Pemantauan terus dilakukan, memastikan keselamatan warga yang terdampak.
Keesokan harinya, pukul 07.15, tim SAR kembali bergerak. Pengecekan pintu air dan titik-titik rawan dilakukan. Debit air telah menurun signifikan, daerah terdampak kembali aman. Operasi SAR resmi dinyatakan selesai pukul 09.30 WIB.
Meskipun demikian, imbauan kewaspadaan tetap disuarakan. Hujan telah reda, namun ancaman alam tetap mengintai. Desa Ngares telah terselamatkan, namun kisah heroik Tim SAR Gabungan akan selalu dikenang.
Editor : Alim Perdana