BAYANGKAN kita ikut lomba, jujur, kerja keras, tapi ternyata jurinya bisa disuap sama peserta lain. Masih percayakah kita pada hasilnya?
Sekarang, bayangkan itu bukan sekadar lomba. Tapi pengadilan. Dan yang disuap bukan juri biasa, tapi hakim—tokoh yang seharusnya menjadi simbol keadilan dan integritas tertinggi.
Baru-baru ini, kita dikejutkan dengan kabar bahwa tiga hakim di Indonesia diduga menerima suap puluhan miliar rupiah dalam kasus ekspor minyak sawit (CPO).
Akibatnya, para terdakwa korupsi dibebaskan begitu saja. Bukan karena tidak bersalah, tapi karena uang berbicara lebih lantang daripada hukum.
Ini Bukan Sekadar Kasus Suap, Ini Ancaman untuk Masa Depan Kita
Saat seorang hakim memperdagangkan keputusannya, itu artinya sistem hukum sedang dirusak dari dalam. Kalau ini terus dibiarkan, jangan kaget kalau suatu saat keadilan hanya bisa dibeli, bukan diperjuangkan.
Kita akan hidup di negara di mana yang kaya bisa bebas meskipun bersalah, sementara yang miskin bisa dipenjara meskipun tak berbuat jahat. Itukah masa depan yang kita inginkan?
Kalau Kita Tak Lagi Percaya Hukum, Apa yang Tersisa?
Bayangkan generasi muda, mahasiswa, dan masyarakat umum menyaksikan ini terus-menerus. Perlahan, kita bisa kehilangan kepercayaan terhadap sistem. Muncul pemikiran: “Buat apa jujur, toh yang curang tetap menang?”
Itu sangat berbahaya. Karena negara tanpa kepercayaan rakyatnya, adalah negara yang mudah runtuh.
Saatnya Kita Bertindak, Bukan Cuma Bereaksi
Kasus ini bukan hanya berita, tapi peringatan keras bahwa kita butuh: Sistem hukum yang bersih dan transparan, Hukuman tegas bagi hakim dan aparat yang menyalahgunakan wewenangnya, dan yang paling penting: kesadaran kita semua untuk ikut menjaga nilai-nilai keadilan.
Kita, sebagai bagian dari generasi muda dan masyarakat sipil, punya peran besar. Kita bisa bersuara di ruang publik, berdiskusi di kampus, menyebarkan kesadaran lewat media sosial, dan menjaga nurani hukum bangsa ini.
Suara Kita Menentukan Arah Negeri Ini.
Kita hidup di era digital. Satu postingan bisa membuka mata ribuan orang. Satu diskusi bisa menginspirasi perubahan. Kalau kita peduli pada masa depan bangsa, jangan diam ketika keadilan diinjak-injak.
Karena kalau kita diam, yang curang akan merasa aman. Dan kalau keadilan terus diperjualbelikan, yang bangkrut bukan hanya hukum, tapi juga harapan kita semua.
Oleh : Ulul Albab
Ketua ICMI Orwil Jawa Timur, Penulis buku-buku Antikorupsi,
Dosen Pengajar Pendidikan Antikorupsi
Editor : Alim Perdana