Retreat Pejabat Baru, Mengapa Harus Menggunakan Istilah “Retreat”?

Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah. Foto/Akmil
Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah. Foto/Akmil

Oleh: Ulul Albab
Ketua ICMI Orwil Jawa Timur

HARI INI adalah hari pertama para kepala daerah menjalani retraet atau pembekalan di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, yang menurut rencana akan dilakukan selama 21-28 Februari 2025. Ada yang bertanya, apa itu Retreat? Mengapa harus menggunakan istilah itu? Bukannya itu istilah gereja?

Penggunaan istilah retreat oleh Presiden Prabowo Subianto dalam konteks orientasi bagi pejabat baru, baik menteri maupun kepala daerah, menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan publik.

Dalam bahasa Indonesia, retreat sering kali memiliki konotasi yang berbeda-beda, baik dalam konteks agama, militer, maupun dunia bisnis.

Pada tulisan saya di artikel ini, saya akan mencoba menelusuri asal-usul dan penggunaan istilah ini di berbagai konteks, serta menggali relevansi dan tujuannya ketika digunakan dalam konteks pemerintahan oleh Presiden Prabowo.

Penelusuran Sejarah dan Etimologi Istilah "Retreat"

Kata retreat berasal dari bahasa Latin retrahere, yang berarti mundur atau menarik diri. Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan untuk menggambarkan tindakan mundur dari pertempuran atau situasi tertentu (Harrison, 2003).

Seiring berjalannya waktu, makna istilah ini berkembang dalam berbagai konteks, mulai dari militer hingga agama.

Dalam konteks militer, retreat mengacu pada perintah mundur untuk menghindari kekalahan atau untuk merestrukturisasi strategi pertempuran. Ini adalah langkah yang diambil ketika keadaan tidak menguntungkan, untuk memastikan kelangsungan hidup dan mempersiapkan serangan berikutnya dengan lebih baik.

Dalam hal ini, retreat bukanlah tanda kekalahan, melainkan kesempatan untuk merefleksikan dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya (Miller, 2007).

Di sisi lain, dalam dunia agama, terutama di kalangan umat Kristen, retreat merujuk pada waktu yang dihabiskan untuk berdoa, merenung, dan menyendiri dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Retret di sini memiliki makna spiritual, sebagai sarana untuk membersihkan jiwa dan mencari kedamaian dalam batin (Miller, 2007).

Namun, dalam konteks dunia bisnis dan pemerintahan, retreat digunakan lebih sebagai sebuah kesempatan untuk refleksi, evaluasi, dan perencanaan strategi. Ini adalah waktu yang disediakan untuk memperbaiki koordinasi, memperdalam pemahaman terhadap visi dan misi organisasi, serta memperkuat hubungan antar tim (Fitzgerald, 2015).

Konteks Penggunaan dalam Dunia Militer dan Politik

Di dunia militer, retreat sering kali dipahami sebagai langkah mundur dalam menghadapi situasi yang tidak menguntungkan. Namun, tidak selalu ada konotasi negatif. Sebaliknya, retreat sering kali dianggap sebagai bagian dari strategi untuk mempersiapkan pertempuran berikutnya dengan lebih efektif. Dalam konteks ini, retreat adalah tanda dari kebijakan yang matang dan cermat dalam menghadapi tantangan yang ada (Harrison, 2003).

Sementara itu, dalam dunia politik dan pemerintahan, retreat menjadi momen refleksi strategis. Para pemimpin atau pejabat baru diberikan kesempatan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang tugas dan tanggung jawab yang baru mereka emban.

Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk menyamakan visi dan misi dengan kabinet atau tim mereka, serta memperkuat koordinasi antar lembaga. Dalam hal ini, retreat bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja dan efektivitas pemerintahan.

Presiden Prabowo menggunakan istilah retreat untuk menggambarkan sesi orientasi bagi pejabat-pejabat baru, termasuk kepala daerah dan menteri, setelah mereka dilantik dan menjalani pemeriksaan kesehatan.

Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan formal, melainkan sebuah kesempatan untuk para pejabat baru untuk “mundur” sejenak dari rutinitas jabatan mereka yang akan datang, menyusun langkah-langkah strategis yang lebih matang, dan memperkuat ikatan tim.

Pentingnya Komunikasi Terbuka dan Tidak Terjebak Stereotip

Meskipun istilah retreat sering dikaitkan dengan kegiatan gereja atau militer, penting untuk melihatnya dalam konteks yang lebih luas. Penggunaan istilah ini oleh Presiden Prabowo seharusnya tidak dipandang negatif hanya karena ada asosiasi dengan konteks agama tertentu.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, retreat dalam dunia pemerintahan adalah momen penting untuk evaluasi diri, refleksi, dan perencanaan strategis.

Penggunaan istilah ini, yang dipilih secara cermat, adalah upaya untuk memberikan gambaran yang lebih luas tentang pentingnya perencanaan matang dalam pemerintahan.

Sebagai pejabat yang baru dilantik, para menteri dan kepala daerah perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang arah kebijakan pemerintah serta strategi yang akan mereka terapkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Masyarakat perlu membuka diri terhadap keberagaman makna yang terkandung dalam bahasa. Sebuah kata atau istilah, terutama yang memiliki konotasi yang luas dan beragam, tidak seharusnya langsung dipahami secara sempit atau dikaitkan dengan persepsi tertentu saja. Sebaliknya, kita perlu menggali lebih dalam tentang tujuan dan makna dari penggunaan istilah tersebut.

Refleksi Penggunaan Istilah dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebagai masyarakat, kita sering terjebak dalam pemahaman yang sempit tentang istilah atau kata-kata yang digunakan oleh pihak berwenang. Hal ini dapat memengaruhi cara kita melihat sebuah kebijakan atau tindakan pemerintah.

Penggunaan istilah retreat, meskipun mungkin awalnya terdengar asing atau tidak biasa, sebenarnya merupakan sebuah upaya untuk memastikan bahwa para pejabat yang baru dilantik dapat bekerja dengan lebih terkoordinasi dan efektif.

Sebagai bagian dari proses orientasi, retreat memberikan kesempatan bagi para pejabat untuk belajar dari pengalaman orang lain, berbagi wawasan, dan merencanakan langkah-langkah strategis yang akan membawa dampak positif bagi masyarakat. Ini adalah sebuah momen untuk memperkuat komitmen terhadap tugas negara dan masyarakat yang lebih besar.

Kesimpulan

Penggunaan istilah retreat dalam konteks pemerintahan oleh Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam kegiatan orientasi bagi pejabat baru, dapat dipahami sebagai langkah strategis untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai arah dan tujuan pemerintahan.

Istilah ini, meskipun sering diasosiasikan dengan konteks gereja atau militer, pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan momen refleksi dan evaluasi yang sangat diperlukan oleh para pejabat baru sebelum mereka benar-benar terjun menjalankan tugasnya.

Dengan melihat istilah retreat dalam perspektif yang lebih luas dan positif, kita dapat menghindari stereotip dan membuka wawasan untuk memahami kebijakan pemerintah dengan cara yang lebih objektif dan mendalam.

Penggunaan retreat adalah langkah cerdas dalam memastikan bahwa para pejabat baru memiliki landasan yang kuat dan strategi yang matang sebelum menghadapi tantangan besar dalam pemerintahan.

 

Editor : Alim Perdana