Mengenal Jamu Lebih Dekat, Buku 'Ramu Jamu' Hadirkan Cerita Rempah Nusantara

Peluncuran buku Ramu dilakukan di IBOE Griya Herba di Jalan Raya Gubeng nomor 68 AB Surabaya, pada Sabtu, 15 Februari 2025 . Foto/Ayojatim
Peluncuran buku Ramu dilakukan di IBOE Griya Herba di Jalan Raya Gubeng nomor 68 AB Surabaya, pada Sabtu, 15 Februari 2025 . Foto/Ayojatim

SURABAYA – Jamu, obat tradisional berbahan alami warisan budaya Indonesia, kembali menjadi sorotan melalui kolaborasi dua komunitas penulis, Perempuan Penulis Pada (PERLIMA) dan Nulis Aja Dulu (NAD).

Kedua komunitas ini berhasil meluncurkan buku berjudul Ramu Jamu, yang mengungkap cerita rempah dan fakta menarik seputar jamu. Buku ini merupakan hasil dari sayembara penulisan yang diikuti oleh 25 penulis dari kedua komunitas tersebut.

Bermula dari acara Kembara Sastra dalam Dunia Rempah Nusantara yang diselenggarakan oleh Jamu Iboe pada 25 November 2023 di Baradjawa Coffee Shop, Surabaya, kolaborasi ini semakin menguat.

Acara tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Perry Angglishartono, Product Group Manager PT Jamu Iboe Jaya, dan Heti Palestina Yunani, jurnalis sekaligus pengawas PERLIMA.

Selain diskusi tentang rempah Nusantara, acara ini juga diisi dengan workshop penulisan fiksi bersama sastrawan Kurnia Effendi, yang menjadi penasihat umum NAD.

RWilis, Ketua PERLIMA, menjelaskan bahwa buku Ramu Jamu merupakan antologi unik karena menggabungkan dua genre berbeda, yaitu fiksi dan nonfiksi.

“Biasanya buku antologi merangkum tulisan dengan genre yang sama. Namun, Ramu Jamu menyajikan esai dan cerpen dalam satu buku,” ujarnya.

Buku ini diterbitkan oleh Padmedia Publisher dan diharapkan dapat melengkapi pemahaman pembaca tentang jamu serta rempah Nusantara.

Konten Buku yang Kaya akan Cerita dan Fakta

Buku Ramu Jamu terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi tulisan nonfiksi dengan tema Lebih Dekat dengan Rempah Nusantara, sementara bagian kedua memuat tulisan fiksi bertema Kisah-Kisah Rempah dan Jamu Nusantara.

Beberapa judul tulisan yang menarik perhatian antara lain “Jamu Ora Suwe” oleh Didi Cahya, “Jamu Kekinian (Mencoba) Tak Lekang Zaman” oleh Ecka Pramita, dan “Jamu Ibu” oleh Achakawa.

Kurnia Effendi, yang memberikan pengantar berjudul “Jamuan Jamu”, menyatakan bahwa buku ini menjadi salah satu khazanah literasi yang penting.

“Tulisan akan lebih awet dibanding ingatan berdasarkan kelisanan. Sudah waktunya penulis Indonesia menghargai dokumentasi kepustakaan dengan memperkaya koleksinya,” tegasnya.

Heti Palestina Yunani, dalam pengantarnya yang berjudul “Menelan Kepahitan; Jalan Sembuh”, menyorot pesan-pesan yang ingin disampaikan para penulis.

“Baik fiksi maupun nonfiksi, ke-25 penulis seolah mengajak kita berkaca pada jamu, tentang kepahitan hidup yang dapat disiasati. Jamu mengajarkan bahwa sedikit kesabaran akan membawa pelipur lara,” ujarnya.

Peluncuran Buku yang Penuh Makna

Peluncuran buku Ramu Jamu dilaksanakan pada Sabtu, 15 Februari 2025, di IBOE Griya Herba, Surabaya. Acara ini dihadiri oleh CEO PT Jamu Iboe Jaya, Stephen Walla, dan Perry Angglishartono, yang memberikan sambutan. Selain itu, beberapa penulis yang karyanya terangkum dalam buku ini juga turut hadir.

Wina, owner Padmedia Publisher, berharap buku ini dapat memberikan inspirasi dan kekayaan pemahaman bagi pembaca tentang rempah Nusantara.

“Buku ini juga menjadi bentuk dukungan PERLIMA dan NAD dalam melestarikan jamu sebagai warisan budaya leluhur bangsa Indonesia,” ujarnya.

Editor : Alim Perdana