DI DUNIA yang terus berkembang pesat ini, satu hal yang tidak bisa dihindari adalah persaingan ketat dalam penguasaan teknologi, khususnya dalam bidang Kecerdasan Buatan (AI).
Ketika dunia dipenuhi dengan percakapan tentang ChatGPT buatan OpenAI dan Gemini milik Google, tiba-tiba muncul nama yang mencuri perhatian: DeepSeek.
Sebuah startup asal China, yang dalam waktu singkat berhasil merilis model AI yang tidak hanya mengesankan, tetapi juga mampu menantang dominasi Amerika Serikat dalam pasar AI global (Kompas.com, 2025).
Kenapa DeepSeek begitu menarik perhatian? Mengapa Amerika, yang selama ini menjadi penguasa pasar teknologi dunia, kini mulai ketar-ketir? Mari kita lihat lebih dalam.
DeepSeek: Ancaman Terselubung dari China
Sejak pertama kali DeepSeek merilis model AI-nya pada tahun 2023, mereka tidak hanya menghadirkan teknologi AI generatif yang lebih canggih.
Pada Januari 2025, mereka merilis DeepSeek R-1 yang menjadi penantang serius bagi AI populer seperti ChatGPT dari OpenAI, Claude AI dari Anthropic, dan Llama milik Meta. Dengan kemampuan berpikir yang semakin baik, DeepSeek seakan membawa AI ke level berikutnya.
Sebagai gambaran, DeepSeek R-1 langsung menjadi sorotan setelah dirilis, mengungguli banyak model AI lainnya, bahkan ChatGPT yang sebelumnya mendominasi pasar. Sebuah aplikasi DeepSeek bahkan menduduki peringkat teratas di App Store, melampaui ChatGPT yang berada di peringkat 8. Luar biasa, bukan?
Namun, apa yang lebih menarik adalah performa dari model DeepSeek V-3, yang diklaim memiliki kemampuan lebih unggul daripada model-model AI buatan perusahaan-perusahaan AS.
Sebagai contoh, dalam uji coba untuk memahami konteks, DeepSeek V-3 mendapatkan skor 91,6, sementara ChatGPT hanya mendapatkan 83,7 (Kompas.com, 2025). Dan untuk soal-soal matematika internasional, DeepSeek V-3 juga menunjukkan performa luar biasa, jauh mengungguli pesaing-pesaingnya.
Di balik kemampuan yang luar biasa ini, ternyata ada faktor lain yang membuat DeepSeek semakin mengguncang pasar, yaitu biaya pengembangan yang jauh lebih rendah daripada model-model AI buatan AS.
Menggunakan chip Nvidia H800, yang meskipun tidak setinggi performa Nvidia H100, ternyata mampu melahirkan model AI yang bisa bersaing di level global dengan biaya pengembangan yang sangat efisien (Business Insider, 2025).
AI: Pertarungan Besar Antara AS dan China
Kehadiran DeepSeek bukan hanya soal teknologi, tetapi juga persoalan geopolitik. Amerika Serikat, yang selalu menjadi raja dalam industri teknologi, kini menghadapi pesaing yang semakin kuat dari China.
Amerika sudah lama berusaha untuk mengatur dan membatasi ekspor chip AI ke negara-negara yang dianggap bisa menyaingi dominasi mereka, termasuk China (Reuters, 2025).
Namun, meskipun ada kendala dalam mengakses chip-chip AI terbaru dari Nvidia, DeepSeek berhasil memanfaatkan sumber daya yang ada dengan cara yang sangat efisien. Dengan dana pengembangan yang jauh lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan model AI seperti GPT-4 dari OpenAI, DeepSeek justru mampu menciptakan model AI yang tidak kalah canggih.
Faktanya, dengan biaya sekitar 6 juta dolar AS, DeepSeek berhasil merilis model AI yang unggul dalam banyak aspek, sementara biaya pengembangan GPT-4 mencapai 63 juta dolar AS (TeamGPT, 2025).
Hasilnya, saham perusahaan-perusahaan teknologi AS seperti Nvidia, Meta, dan Alphabet merosot tajam setelah kedatangan DeepSeek, yang memunculkan pertanyaan besar di pasar: Apakah model AI dari AS masih bisa mempertahankan dominasi mereka di masa depan? (CNN Business, 2025)
DeepSeek: Membuka Era Baru dalam Kompetisi Teknologi Global
Tidak bisa disangkal, kehadiran DeepSeek menjadi sebuah alarm bagi AS. Ini bukan sekadar soal teknologi, tetapi juga tentang kuasa dan dominasi global.
Satya Nadella, CEO Microsoft, bahkan mengungkapkan kekagumannya atas kemampuan DeepSeek dalam menciptakan AI open-source dengan performa tinggi namun biaya pengembangan yang lebih rendah. Ia menyarankan agar perusahaan-perusahaan teknologi AS harus waspada terhadap perkembangan AI di China (CNBC, 2025).
Tidak hanya dari sisi perusahaan besar yang merasa terancam. Meta, sebagai salah satu pemain utama di industri media sosial, juga merasa perlu untuk menganalisis bagaimana DeepSeek mampu memangkas biaya pengembangan AI dan tetap menghasilkan teknologi yang sangat kompetitif.
Tak heran jika banyak investor kini mulai mempertimbangkan DeepSeek sebagai opsi investasi yang menjanjikan, mengingat efisiensi biaya dan potensi pertumbuhannya yang luar biasa.
Apa Artinya Semua Ini bagi Dunia AI?
Di balik semua kehebohan ini, ada pelajaran besar yang bisa diambil. Persaingan dalam teknologi, terutama dalam bidang AI, bukan hanya tentang siapa yang memiliki teknologi terbaik, tetapi juga siapa yang paling efisien dalam mengelola sumber daya.
Dalam hal ini, DeepSeek menunjukkan bahwa teknologi canggih tidak selalu harus mahal, dan inovasi bisa datang dari tempat yang tidak terduga (First Page Sage, 2025).
Lebih dari itu, DeepSeek juga mengingatkan kita akan pentingnya ketahanan dalam menghadapi hambatan. Walaupun China tidak bisa mengakses teknologi paling canggih, mereka justru berhasil menciptakan terobosan dengan menggunakan teknologi yang ada. Ini menunjukkan bahwa inovasi bisa muncul dari kreativitas, ketekunan, dan kemauan untuk mencari solusi dalam batasan yang ada.
Dengan kehadiran DeepSeek, dunia kini menyaksikan tidak hanya persaingan antara dua kekuatan besar, tetapi juga revolusi dalam cara kita melihat AI dan masa depan teknologi global.
Jika sebelumnya, kita melihat AI sebagai arena dominasi Amerika Serikat, kini China, melalui DeepSeek, menunjukkan bahwa dunia ini semakin terbuka lebar untuk siapa saja yang siap berinovasi dengan cara yang berbeda.
Penulis: Ulul Albab
Ketua Bidang Penelitian & Pengembangan DPP AMPHURI
Akademisi Unitomo Surabaya
Ketua ICMI Orwil Jawa Timur
Daftar Sumber Referensi:
1. Kompas.com. (2025, Januari 28). AI DeepSeek Datang, Saham Nvidia Terjun Bebas. Diakses dari kompas.com.
2. Business Insider. (2025, Januari 27). DeepSeek: Penantang ChatGPT dari China. Diakses dari businessinsider.com.
3. Reuters. (2025, Januari 25). AS Perketat Ekspor Chip AI, China Tetap Unggul. Diakses dari reuters.com.
4. CNN Business. (2025, Januari 27). Saham Nvidia Anjlok, DeepSeek Menantang Dominasi AI AS. Diakses dari cnn.com.
5. TeamGPT. (2025, Januari 26). Biaya Pengembangan AI DeepSeek: Lebih Murah dan Efisien. Diakses dari teamgpt.com.
6. CNBC. (2025, Januari 27). Satya Nadella: Waspadai Perkembangan AI China. Diakses dari cnbc.com.
7. First Page Sage. (2025, Januari 21). Analisis Pangsa Pasar Generative AI di AS, DeepSeek Muncul sebagai Ancaman. Diakses dari firstpagesage.com.
Editor : Alim Perdana