MEDAN – Anggota DPR RI dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menyatakan dukungan penuh organisasinya terhadap program ketahanan pangan dan program makan bergizi gratis yang dicanangkan pemerintah Presiden Prabowo Subianto.
Bamsoet menekankan pentingnya ketahanan pangan sebagai kunci kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Dalam sambutannya pada penutupan Musyawarah Pimpinan Paripurna (MPP) Pemuda Pancasila se-Indonesia di Medan, Selasa malam (14/1/25), Bamsoet menjelaskan, dalam era globalisasi dan perubahan iklim yang semakin ekstrem, ketahanan pangan tidak hanya berkaitan dengan ketersediaan pangan, tetapi juga aksesibilitas, ketersediaan nutrisi yang bergizi, serta keberlanjutan sumber daya alam.
Ia menambahkan bahwa pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai sektor, dari pertanian hingga pendidikan, sangat krusial untuk mencapai ketahanan pangan.
Acara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting Pemuda Pancasila, termasuk Ketua Umum Japto S. Soerjosoemarno, Sekjen Arif Rahman, Wakil Ketua Umum Ahmad Ali dan Arsjad Rasjid, Komandan KOTI Nasional Robert Rouw, dan Ketua Pemuda Pancasila Sumatera Utara Musa Rajekshah.
Bamsoet, yang juga mantan Ketua MPR RI dan Ketua DPR RI, mengungkapkan bahwa ketahanan pangan merupakan pilar penting stabilitas ekonomi.
Sektor pertanian, yang menyerap lebih dari 28% angkatan kerja Indonesia (data Kementerian Pertanian), akan sangat terdongkrak dengan peningkatan ketahanan pangan. Hal ini akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, serta memperkuat perekonomian lokal dan nasional.
Lebih lanjut, Bamsoet menjelaskan dampak ketahanan pangan terhadap kesehatan masyarakat.
"Pangan yang bergizi dan aman adalah hak dasar setiap individu," tegasnya.
Ia menyoroti angka stunting di Indonesia yang mencapai sekitar 21,5% anak balita di tahun 2023 (data Kementerian Kesehatan), menunjukkan urgensi program makan bergizi gratis.
Untuk mencapai ketahanan pangan, Bamsoet menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah, menurutnya, harus meningkatkan investasi di sektor pertanian, mengembangkan infrastruktur, dan memfasilitasi akses petani terhadap teknologi modern dan informasi pasar.
Program pertanian berkelanjutan, seperti pertanian organik dan agroforestry, juga perlu didorong.
"Selain itu, diversifikasi sumber pangan sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis pangan," pungkas Bamsoet, mencontohkan pengembangan potensi pangan lokal seperti umbi-umbian dan sayuran.
Editor : Alim Perdana