SURABAYA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur hari ini, Selasa, 26 November 2024 melanjutkan rangkaian Election Visit Program (EVP) berupa kunjungan observasi Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kampung Ketandan, khususnya TPS 06 dan TPS 07 di Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya.
Anggota KPU Divisi Logistik dan Perencanaan, Miftahur Rozaq, menjelaskan di TPS tersebut terdapat simbol-simbol budaya yang turut menampilkan foto-foto pahlawan.
Selain untuk mengenang jasa besar para pejuang dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, hal tersebut juga dimaksudkan sebagai pengingat bahwa Surabaya adalah Kota Pahlawan.
“Kami mengunjungi TPS 6 dan TPS 7 di Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, Surabaya. Suasana di sana cukup unik karena mengangkat aspek budaya lokal,” ungkapnya.
Rozaq juga menambahkan, bahwa hari ini dan besok menjadi momen penting bagi masyarakat Jawa Timur sebagai bentuk musyawarah besar dalam proses pemungutan suara. Menurutnya, Pemilih akan menentukan calon terbaik yang akan memimpin selama lima tahun ke depan, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya di wilayah Jawa Timur.
"Masyarakat akan menentukan calon terbaik yang akan memimpin selama lima tahun ke depan," ungkap Rozaq.
Salah satu peserta disabilitas, Dani dari komunitas Mata Hati, menyatakan kesan positifnya terhadap pelaksanaan EVP, Ia merasa kegiatan ini memberikan pengalaman berharga, khususnya dalam Pilkada Serentak yang akan digelar pada 27 November mendatang.
Dani juga merasa dihargai karena diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Ia juga menekankan pentingnya memastikan Pilkada mendatang dapat diakses oleh semua kalangan tanpa terkecuali, demi mewujudkan pemilu yang inklusif dan ramah disabilitas.
"Saya sangat terkesan dengan adanya kegiatan ini," ujarnya.
Kunjungan ini juga diikuti oleh beberapa dari perwakilan negara lain. Salah satunya Jerman. Jonas Pistor, salah satu peserta perwakilan Jerman mengungkapkan bahwa proses pemilihan di TPS Indonesia memiliki kesamaan dengan yang dilakukan di Jerman.
Menurutnya di Jerman, pemilihan juga dilakukan dengan cara masyarakat datang langsung ke TPS. Negaranya memiliki sistem pemerintahan federal, Ia menyebutkan bahwa masyarakat Jerman memiliki minat tinggi terhadap pemilu, dengan kampanye dan pendekatan yang memiliki ciri khas tersendiri dalam memilih pemimpin.
"Kami memiliki sistem pemerintahan federal, dan masyarakat di sana juga sangat antusias dengan pemilu," ujarnya.
Jonas juga menyatakan ketertarikannya untuk menyaksikan proses pemilihan di Indonesia secara langsung. Jonas menjelaskan bahwa di Jerman, pemilu dilakukan secara bergantian di berbagai daerah, sehingga tidak selesai dalam satu hari. Prosesnya dimulai dari daerah A, kemudian berlanjut ke daerah B, C, dan seterusnya.
"Saya sangat tertarik melihat pemilihan yang akan berlangsung besok," pungkasnya.
Editor : Redaksi