JAKARTA - Ketua MPR RI ke-16 Bambang Soesatyo menuturkan masa bakti MPR RI periode 2019-2024 merupakan periode yang tidak mudah, penuh dengan tantangan dan dinamika.
Selama kurang lebih 3 tahun dalam masa jabatan tersebut, seluruh komponen bangsa harus berjibaku menghadapi pandemi Covid-19 dengan segala dampaknya, baik pada sektor kesehatan, sosial, maupun ekonomi.
Seluruh aktivitas Majelis pun harus dilaksanakan dengan mengedepankan adaptasi dan inovasi. Di samping itu, dinamika kondisi geopolitik global, pelambatan ekonomi dunia, dan faktor perubahan iklim dunia juga turut berdampak pada kehidupan kebangsaan.
"Alhamdulillah, atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, serta dengan semangat kebersamaan dan gotong-royong yang menjadi ciri khas kearifan bangsa Indonesia, kita patut bersyukur dan berbangga, sebagai bangsa yang dapat melewati berbagai tantangan dan ujian tersebut dengan baik," ujar Bamsoet saat Sidang Paripurna Akhir Masa Jabatan MPR 2019-2024 di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (25/9/24).
Hadir antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Sjarifuddin Hasan, Hidayat Nur Wahid, Fadel Muhammad, Yandri Susanto dan Amir Uskara, Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Freidrich Paulus, Sufmi Dasco Ahmad, Rachmad Gobel dan Muhaimin Iskandar serta Wakil Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin.
Ketua DPR RI ke-20 dan Ketua Komisi III DPR RI ke-7 bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, anggota MPR memiliki peran penting dalam menghadapi berbagai tantangan kebangsaan. Peran seluruh Anggota MPR dalam membangun karakter bangsa dilakukan melalui program Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
Yaitu Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus kebangsaan, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu dalam kemajemukan bangsa.
"Pimpinan MPR RI juga melakukan Silaturahmi Kebangsaan dalam rangka merajut kembali ke-Indonesiaan kita. Pimpinan MPR telah berdialog langsung dengan tokoh-tokoh bangsa, di antaranya para presiden dan wakil presiden yang pernah menjabat pada setiap masa baktinya, para pimpinan partai politik, para tokoh agama, serta berbagai entitas dan elemen kebangsaan untuk mendiskusikan lebih lanjut titik solutif bagi kehidupan ketatanegaraan Indonesia ke depan. Pokok-pokok pikiran dari para tokoh bangsa tersebut kami susun sebagai dokumen kearifan bangsa, untuk kami teruskan kepada pemerintahan yang baru sebagai bahan masukan," kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memaparkan, MPR RI masa jabatan 2019-2024 juga berinisiatif secara aktif menjadi salah satu aktor diplomasi guna mewujudkan salah satu cita-cita kebangsaan, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Salah satunya melalui Forum Internasional Majelis Syuro atau MPR se-dunia yang dilaksanakan di Bandung, pada 24-26 September 2022 lalu.
Forum internasional tersebut dihadiri oleh empat belas Perwakilan MPR/Majelis Syuro dari negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan dua organisasi internasional untuk menggalang kekuatan lintas parlemen guna menciptakan kerjasama yang lebih erat dalam aspek sosial, politik, dan ekonomi.
"Pimpinan MPR menghargai kerja keras dan komitmen seluruh Anggota MPR dalam menjaga stabilitas politik, memperjuangkan kepentingan rakyat, serta membangun kesadaran akan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi tantangan yang menghadang. Semoga semangat pengabdian ini terus meng-inspirasi kita semua untuk membangun Indonesia yang lebih baik," pungkas Bamsoet.
Editor : Alim Perdana