ayojatim.com skyscraper
ayojatim.com skyscraper

Melintasi Batas Bahasa dan Budaya, Ini Kisah Mahasiswa di Desa Alasombo

Mahasiswa membantu membangun dapur umum di Rumah Kreativitas Larumiru. Foto/Humas PCU
Mahasiswa membantu membangun dapur umum di Rumah Kreativitas Larumiru. Foto/Humas PCU

SURABAYA - Selama enam hari (10-15/6), sejumlah 11 mahasiswa Master’s Program in Management (MM) Petra Christian University (PCU) kelas internasional bidang Educational Leadership and Management terjun langsung berinteraksi dengan masyarakat di Desa Alasombo, Sukoharjo, Solo.

R Shanti Darsih Ottemoesoe, koordinator acara dan juga Sekprodi MM PCU mengatakan, kegiatan Student Immersion ini membantu para mahasiswa MM untuk menjadi individu yang lebih kritis, menumbuhkan empati, sekaligus sebagai ajang berbagi dan melatih ilmu manajerial yang telah didapatkan di bangku perkuliahan.

Sebelas mahasiswa tersebut berasal dari Filipina, China, dan Indonesia. "Mereka adalah guru magang di Singapore National Academy (SNA),” katanya.

Saat pagi hari, sebelas mahasiswa pascasarjana itu mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karanganyar 3, SDN Karangmojo 1, dan SDN Alasombo 3.

Meski sempat terkendala bahasa, tetapi ini tak menyurutkan semangat mereka dalam mengajar Bahasa Inggris, Bahasa China, Matematika, Biologi dasar, bahkan mengajak para siswa membuat kerajinan tangan, seperti kalung dan gelang.

Seusai kegiatan mengajar, para mahasiswa melanjutkan kegiatan di Rumah Kreativitas Larumiru. Rumah seluas 3.000 m2 tersebut merupakan lokasi untuk pelatihan informal bagi masyarakat sekitar.

Ini merupakan besutan dari Dr. Andereas Pandu Setiawan, dosen Interior Design PCU. Di sana para mahasiswa MM melanjutkan aktivitas seperti memasak bersama warga setempat, memanen ubi dan kacang tanah, serta melakukan kegiatan pembangunan secara fisik, yakni membangun dapur umum.

Menariknya, banyak anak-anak selain dari ketiga sekolah tempat mengajar juga mendatangi rumah kreativitas ini untuk berkenalan dan belajar bahasa asing bersama mahasiswa MM PCU.

Beberapa anak-anak dengan spesifik meminta belajar Bahasa China kepada salah satu mahasiswa MM PCU asal China. Selain belajar bahasa, di rumah kreativitas ini anak-anak tersebut juga bisa melakukan pemeriksaan gigi.

Dalam hal ini, MM PCU bekerjasama dengan dua calon dokter muda dari dua Universitas Negeri di Jawa Timur, yakni Universitas Brawijaya, Malang dan Universitas Airlangga, Surabaya.

Pertukaran budaya sangat terlihat dari kegiatan masak memasak bersama di Desa Alasombo terutama di hari terakhir. Para mahasiswa ini berbelanja bahan makanan di pasar tradisional untuk memasak masakan asli Filipina.

Hasil dari masakan itu dihidangkan kepada seluruh masyarakat yang hadir di Rumah Kreativitas. Mereka saling belajar bersama dalam membuat menu masakan dari tempat asalnya masing-masing.

“Saya belum pernah merasakan pengalaman seperti ini sebelumnya. Termasuk memanen tanaman pangan kemudian memasaknya bersama. Rasanya sangat gurih, saya menyukai makanan tradisional mereka dan tidak bisa berhenti memakannya,” kata Thereza Shanny Vanguardia, mahasiswi MM PCU kelas Internasional asal Filipina.

Tak ketinggalan pada malam harinya, para dosen memberikan pelatihan ke dua gereja yang ada di Sukoharjo. Pelatihan wirausaha bagi pendeta dan para jemaatnya ini diberikan kepada Gereja Pengharapan Allah Karangmojo, Kecamatan Weru dan Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Sirahan, Kecamatan Tawangsari.

“Respons para jemaat sangat baik, antusias untuk belajar dan mempraktikkan apa yang dipelajari juga sangat tinggi,” imbuh Shanti.

Meski tak lama, pengalaman ini sangat membekas di hati para peserta, salah satunya adalah Reena Ericka Ramos, asal Filipina.

“Pengalaman enam hari ini semakin memperkuat tujuan utama saya mengajar di negara asal saya. Suatu hari nanti, saya ingin dengan bangga mengucapkan kembali ungkapan ikonik ini di Filipina, yakni ‘para sa bata, para sa bayan’, yang artinya untuk anak-anak dan negara,” tutup Reena.

Editor : Alim Perdana