SURABAYA – Di tengah arus inovasi teknologi yang terus berkembang, fenomena Artificial Intelligence (AI) mulai memberi warna baru dalam dunia desain interior. AI bukan sekadar alat bantu algoritmik atau rendering otomatis, tetapi telah menjadi mitra strategis dalam proses kreatif para desainer masa kini.
Menjawab tantangan dan peluang tersebut, Program Studi Interior Design Petra Christian University (PCU) menghadirkan pameran tugas akhir bertajuk "INDEX" dengan tema "Synced", yang berlangsung pada 31 Juli hingga 3 Agustus 2025 di Kampus PCU, Siwalankerto, Surabaya.
Tema "Synced" yang diambil dari kata synchronized mencerminkan harapan akan terciptanya sinergi harmonis antara kreativitas manusia dan kecanggihan teknologi.
Dosen sekaligus penanggung jawab acara, Poppy Firtatwentyna Nilasari, menjelaskan bahwa pameran ini menjadi wadah eksplorasi masa depan desain interior yang terintegrasi dengan teknologi, khususnya AI.
“Melalui INDEX, kami ingin menampilkan bagaimana wawasan, pengalaman, dan teknologi dapat bergerak bersama secara selaras, menciptakan definisi baru tentang peran desainer di era digital,” ujarnya.
Poppy menambahkan, mulai tahun 2024, pembelajaran teknologi seperti AI, Mixed Reality (MR), dan Augmented Reality (AR) telah masuk dalam kurikulum wajib bagi mahasiswa Interior Design PCU. Hal ini menjadi dasar bagi para peserta untuk menyajikan pengalaman visual dan imersif dalam ruang pamer, menggunakan teknologi seperti LED panel, proyektor, hingga storyline yang interaktif.
Sebanyak 35 karya mahasiswa turut mengisi pameran yang berlokasi di Selasar Gedung Q Lantai 3, Kampus Timur PCU. Tak hanya dari PCU, karya-karya inovatif juga datang dari mahasiswa luar negeri, seperti dari University College Sedaya International dan Universiti Tun Hussein Onn di Malaysia, serta Assumption University Thailand.
Salah satu karya yang mencuri perhatian datang dari Winnie Nethania Kumala, yang menciptakan produk furniture berupa bench, cabinet, dan private chair dari bahan daur ulang sampah plastik. Inspirasi ini diperoleh dari pengalamannya magang di Ecollabo8, sebuah perusahaan di Bali yang bergerak dalam pengolahan limbah plastik menjadi produk bernilai tinggi.
“Melalui karya ini, saya ingin membuktikan bahwa material daur ulang bisa memiliki kualitas estetika dan fungsi yang setara dengan material baru, serta tetap ramah lingkungan,” ujar Winnie.
Pameran INDEX tahun ini menjadi bukti bahwa masa depan desain interior tidak hanya mengandalkan kreativitas, tapi juga kolaborasi lintas disiplin, lintas budaya, dan lintas teknologi menyajikan ruang yang tak hanya indah, tapi juga cerdas, efisien, dan berkelanjutan.
Editor : Amal Jaelani