Tasyakuran Usai Syaikhona Muhammad Kholil Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

ayojatim.com
Suasana prosesi tasyakuran setelah Syaikhona Kholil dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. Foto: Ayojatim

BANGKALAN - Ribuan warga Bangkalan merayakan tasyakuran akbar untuk menyambut penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada ulama besar dan kharismatik, Syaikhona Muhammad Kholil, Kamis (20/11/2025).

Acara ini memperlihatkan kedekatan emosional masyarakat Madura dengan sosok yang telah berjasa menyebarkan ilmu dan memperkuat nilai keislaman serta nasionalisme di Nusantara.

Baca juga: Saatnya Tidak Hanya Merayakan, Tetapi Merenungkan

Syaikhona Muhammad Kholil lahir pada 14 Maret 1820 di Bangkalan, Madura, dalam keluarga religius yang kuat. Beliau merupakan tokoh sentral dalam perkembangan pondok pesantren di Indonesia, serta guru bagi ratusan ribu santri yang kemudian menjadi ulama dan tokoh bangsa. Sepulangnya dari belajar di Makkah, ia dikenal sebagai pakar fiqih, nahwu, dan tarekat yang mendirikan pesantren di Desa Cengkebuan, memberikan fondasi kuat keilmuan Islam dan karakter kebangsaan pada generasi berikutnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Syaikhona Moh. Cholil, KH Mohammad Nasih Aschal, menyatakan, bahwa penghargaan gelar Pahlawan Nasional ini adalah pengakuan negara atas jasa besar beliau sebagai guru para ulama Nusantara.

"Melalui perjuangannya, beliau menanamkan nilai-nilai nasionalisme, perdamaian, dan keilmuan yang hingga kini menjadi dasar karakter bangsa Indonesia,” jelas KH Mohammad Nasih Aschal, atau yang akrab disapa Ra Nasih.

Prosesi tasyakuran diawali di pondok pesantren tempat beliau mengajar, dilanjutkan dengan kirab menuju maqbaroh Syaikhona Kholil di Jalan Martajesah, Bangkalan, Madura Jawa Timur.

Baca juga: Guru SDN Junganyar 1 Diberi Pelatihan Media Digital Budaya oleh Tim PKM UTM

Seluruh proses diiringi lantunan Nadhom Alfiyah yang khidmat, memperkuat nuansa spiritual dan penghormatan warga.

Acara ini juga dihadiri oleh Bupati Bangkalan Lukman Hakim, Wakil Bupati Moch. Fauzan Ja’far, Ketua PCNU Bangkalan KH Muhammad Makki Nasir, Forkopimda, serta sejumlah kiai dan tokoh masyarakat.

Kehadiran mereka menandai kolaborasi sosial budaya dan kepemimpinan yang terjalin erat di Bangkalan, menjadi bukti bahwa penghargaan ini adalah kebanggaan bersama.

Baca juga: Harun dan Usman, Jejak Pahlawan dari Pulau Bawean yang Terukir di KRI

Tasyakuran bukan hanya momentum selebrasi, melainkan wujud konkret menjaga warisan sejarah dan keagamaan yang mengakar dalam budaya Madura. Nilai-nilai yang ditinggalkan Syaikhona Muhammad Kholil menginspirasi kerukunan, perkembangan keilmuan, dan persatuan yang mendukung pembangunan bangsa.

“Semoga barokah perjuangan beliau terus menguatkan kita semua dalam menjaga keutuhan agama dan negara,” pungkas Ra Nasih.

Editor : Amal Jaelani

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru