Isnan Effendi: Kisah Bangkit dari Keputusasaan Jadi Penjual Sukses di TikTok

ayojatim.com
Isnan Effendi memperagakan live TikTok di Rumah Literasi Digital (RLD), Jl Kaca Piring 6 Surabaya, Rabu (24/9/2025). Foto: Ali Masduki/Ayojatim

SURABAYA - Di balik gemerlap dunia e-commerce, ada kisah-kisah inspiratif tentang perjuangan dan kegigihan. Salah satunya adalah kisah Isnan Effendi, seorang seller di TikTok yang berhasil bangkit dari keterpurukan dan meraih kesuksesan.

Isnan, yang mulai aktif di TikTok pada tahun 2022, awalnya terpaksa beralih platform karena penurunan omzet di platform sebelumnya. Dengan modal seadanya, ia memberanikan diri membuka toko di TikTok, bahkan bekerja sama dengan teman-temannya.

Baca juga: Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim Tekankan Pentingnya Literasi Digital Lewat Media Massa di Tengah Fenomena Sosial Media

"Saat itu, saya tidak punya banyak stok produk. Tapi saya tahu, saya tidak boleh menyerah," ungkap Isnan saat diwawancarai di Rumah Literasi Digital (RLD) Jl. Kaca Piring 6 Surabaya, Rabu (24/9/2025).

Namun, perjuangan Isnan tidaklah mudah. Ia kerap kali menghadapi kendala modal saat produk teman-temannya laku. "Saya harus meminjam uang atau membuat kesepakatan pembayaran tempo. Saya selalu jujur kepada teman-teman, bahwa saya menunggu pencairan dari TikTok," jelasnya.

Selama dua tahun, Isnan berjuang melalui live di TikTok. Hasil penjualan pun fluktuatif, dengan berbagai kendala seperti stok produk menipis, HP cepat panas, hingga peringatan pelanggaran dari TikTok.

Titik balik dalam hidup Isnan terjadi pada pertengahan September 2024. Saat itu, ia membutuhkan uang sebesar Rp1.200.000 untuk kulakan 10 produk yang diyakini bisa memberikan keuntungan besar. Namun, ia tidak memiliki modal.

"Saya sudah menghubungi teman-teman yang dulu pernah saya bantu, tapi tidak ada yang bisa menolong. Saya juga mencoba mencari pinjaman, tapi selalu gagal," kenang Isnan.

Baca juga: Era Baru Literasi Digital di Indonesia

Di tengah keputusasaan, Isnan merenung dan menyadari bahwa ia harus mandiri. Ia memutuskan untuk melakukan live dengan produk seadanya, tanpa ekspektasi apapun.

"Saya berpikir, kenapa saya harus terus bergantung pada orang lain? Saya harus live dengan produk saya sendiri, meski seadanya," ujarnya.

Tak disangka, keputusan itu membawa berkah. Dalam satu jam live, Isnan berhasil mendapatkan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar Rp1 juta.

Baca juga: Menghadapi Era Digital, Kewajiban dan Peluang Memperkuat Kecakapan Digital Bangsa

"Saya terkejut! Itu bukan hanya tentang uang, tapi tentang harapan. Besoknya saya live lagi, hasilnya sama bahkan lebih baik," ungkapnya dengan penuh semangat.

Sejak saat itu, pendapatan Isnan terus meningkat. Ia berhasil mengumpulkan keuntungan yang cukup untuk membeli aset, memenuhi kebutuhan usaha, dan menafkahi keluarga.

"Saya bersyukur, kondisi keuangan saya jauh lebih baik sekarang. Dari perjalanan ini, saya belajar bahwa kekuatan bukan datang dari modal besar atau bantuan banyak orang, tetapi dari keberanian untuk jujur, berproses, dan bangkit dari titik terendah," pungkas Isnan.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru