Memahami Perbedaan Esensial Foto Jurnalistik dan Fotografi Umum

Reporter : Ali Masduki

Oleh: Ali Masduki
Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya

FOTOGRAFI, seni mengabadikan momen, hadir dalam berbagai bentuk dan tujuan. Namun, di antara beragam genre ini, foto jurnalistik berdiri sendiri, dengan misi dan karakteristik yang membedakannya dari jenis fotografi lainnya.

Baca juga: "Tadarus Foto" Ciphoc Unitomo Sukses Gaet Komunitas Fotografi Jawa Timur

Foto jurnalistik bukanlah sekadar gambar indah; ia adalah laporan visual yang bertujuan mendokumentasikan peristiwa aktual dan menyampaikan informasi kepada publik. Perbedaan mendasar ini terungkap dalam beberapa aspek kunci.

Pertama, tujuannya berbeda. Foto jurnalistik berfokus pada pelaporan visual peristiwa aktual, memberikan informasi faktual, dan membantu publik memahami suatu kejadian. Ia bertujuan untuk menginformasikan, bukan sekadar menghibur atau mengekspresikan emosi pribadi.

Sebaliknya, fotografi lainnya, seperti fotografi lanskap, potret, atau fotografi seni, memiliki tujuan yang lebih beragam, mulai dari ekspresi artistik, dokumentasi pribadi, hingga tujuan komersial. Kebebasan artistik menjadi prioritas utama, bukan akurasi faktual.

Kedua, kriteria penilaiannya pun berbeda. Foto jurnalistik mengedepankan akurasi dan objektivitas. Gambar harus merepresentasikan realitas tanpa manipulasi yang merubah makna atau konteks. Integritas dan etika jurnalistik menjadi pedoman utama.

Berbeda dengan fotografi lainnya, kebebasan artistik dan manipulasi gambar (dalam beberapa kasus) diperbolehkan, bahkan menjadi elemen penting dalam karya tersebut.

Ketiga, subjek yang dipotret pun berbeda. Foto jurnalistik mengarahkan bidikannya pada peristiwa aktual, isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang sedang terjadi. Ia menangkap momen-momen penting yang membentuk berita.

Sedangkan fotografi lainnya memiliki cakupan subjek yang jauh lebih luas, meliputi lanskap alam, potret individu, objek-objek tertentu, hingga karya seni.

Keempat, gaya dan teknik pemotretan pun berbeda. Foto jurnalistik cenderung menggunakan gaya dokumentaris, menekankan realitas tanpa banyak intervensi artistik. Komposisi sederhana dan penggunaan pencahayaan alami sering menjadi pilihan.

Berbeda dengan fotografi lainnya yang memiliki beragam gaya, dari realistis hingga abstrak, dengan penggunaan teknik manipulasi gambar dan efek pencahayaan yang lebih artistik.

Terakhir, media publikasinya berbeda. Foto jurnalistik biasanya diterbitkan di media massa seperti surat kabar, majalah, dan situs web berita. Tujuannya adalah untuk menjangkau khalayak luas dan menyampaikan informasi secara cepat dan efektif.

Baca juga: Unik, Ciphoc Unitomo Bakal Gelar "Tadarus Foto" Semalam Suntuk, Catat dan Ikutan Yuk!

Sementara itu, fotografi lainnya dapat diterbitkan di berbagai media, termasuk buku, pameran seni, galeri, dan media sosial, dengan jangkauan dan tujuan yang lebih spesifik.

Kesimpulannya, meskipun keduanya merupakan bentuk seni fotografi, foto jurnalistik dan jenis fotografi lainnya memiliki perbedaan mendasar dalam tujuan, kriteria, subjek, gaya, dan media publikasi.

Foto jurnalistik berfokus pada pelaporan faktual dan objektif, sementara fotografi lainnya memberikan ruang lebih luas bagi ekspresi artistik dan tujuan personal.

Mengerti perbedaan ini penting untuk menghargai kekayaan dan keragaman dalam dunia fotografi.

Namun perlu dicatat, foto bisa menjadi foto jurnalistik jika hadir dengan gambar dan teks. Gambar yang ditangkap oleh fotografer jurnalistik berfungsi sebagai bukti visual dari sebuah peristiwa, sementara teks yang menyertainya memberikan konteks, informasi, dan narasi yang lebih lengkap.

Teks yang menyertai foto jurnalistik bisa berupa caption singkat yang menjelaskan apa yang terjadi dalam gambar, atau bisa juga berupa artikel berita yang lebih panjang yang membahas peristiwa tersebut secara mendalam.

Baca juga: Fitur Multimedia Realme Kelas Flagship Sudah Dilengkapi AI

Singkatnya, caption pada foto jurnalistik bukan sekadar keterangan tambahan, tetapi merupakan elemen penting yang melengkapi gambar dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat, lengkap, dan mudah dipahami.

Ia merupakan jembatan antara gambar dan pembaca, membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang peristiwa yang diabadikan.

Contohnya, foto jurnalistik tentang demonstrasi akan menampilkan gambar orang-orang yang berdemonstrasi, tetapi teks yang menyertainya akan menjelaskan alasan demonstrasi, tuntutan para demonstran, dan reaksi pihak berwenang.

Dengan menggabungkan gambar dan teks, foto jurnalistik mampu memberikan gambaran yang lebih komprehensif dan bermakna tentang suatu peristiwa.

 

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru