SURABAYA - Wimar, seorang siswa kelas 9 dengan autisme di SMP Cikal Surabaya, membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih mimpi.
Wimar, yang telah mencintai seni wayang tradisional sejak usia 6 tahun, berhasil meraih prestasi nasional sebagai penyaji terbaik dalam kompetisi pencarian bakat Seni Pertunjukkan SMP/SMA di Surabaya pada tahun 2024.
Baca juga: Sekolah Cikal Surabaya Ajak Orang Tua Pahami Cara Bercanda yang Tepat dengan Anak
"Aku suka mendalang sejak umur 6 tahun. Aku senang sekali (setiap kali mendalang)," ujar Wimar saat menceritakan awal ketertarikannya pada seni wayang.
Keberhasilan Wimar ini tak lepas dari dukungan Sekolah Cikal Surabaya yang menerapkan pembelajaran inklusif.
Saffa Aulia Lestari, Homeroom Wimar di Pendidikan Inklusi Cikal Surabaya, mengungkapkan bahwa sejak awal, Sekolah Cikal Surabaya telah mendukung bakat Wimar dan memberikan rekomendasi untuk mengikuti berbagai event pengembangan diri.
"Sejak awal saya sudah tahu bahwasanya bakat Wimar adalah mendalang melalui program pembelajaran individual (PPI) di Pendidikan Inklusi Cikal Surabaya. Berbekal dari PPI itulah saya merekomendasikan Wimar untuk turut serta kompetisi pencarian bakat murid inklusi, karena saya lihat ternyata ada bidang seni pertunjukan dan spesifik mendalang begitu. Jadi saya pikir saya akan mengikutkan Wimar pada kompetisi tersebut," jelas Saffa.
Wimar sendiri mengatakan bahwa ia tidak merasa takut saat tampil di depan banyak orang dalam kompetisi tersebut.
"Aku tidak takut (saat mendalang)," ungkapnya.
Wimar bahkan semakin bersemangat untuk meraih mimpinya menjadi dalang terkenal di Indonesia.
Baca juga: Orang Tua, Bercanda dengan Anak Itu Penting, Tapi Harus Tepat!
"Aku senang sekali menang. Wimar hebat. Aku ingin menjadi dalang yang terkenal di Indonesia," ungkap Wimar dengan penuh semangat.
Wimar mendapatkan bimbingan langsung dari para maestro wayang kulit di Surabaya, seperti Ki Surono Ganda Taruno, Ki Dalang Bonjol Kasranto, dan Ki Dalang Bambang Handoyo.
"Yang mengajarkan aku itu) Pertama Ki Surono Ganda Taruno, yang kedua Ki Dalang Bonjol Kasranto, Ki Dalang Bambang Handoyo," tuturnya.
Sekolah Cikal Surabaya memberikan dukungan pembelajaran dan pendampingan inklusif melalui Pendidikan Inklusi Cikal Surabaya yang merujuk pada kebutuhan Wimar sebagai anak autis.
"Sekolah Cikal Surabaya memberikan dukungan pembelajaran dan pendampingan inklusif melalui Pendidikan Inklusi Cikal Surabaya merujuk pada kebutuhan Wimar yang merupakan anak dengan autisme. Dalam hal ini, Wimar memiliki kemampuan verbal yang baik, namun masih perlu pengembangan di komunikasi. Kemudian, dari sisi pengetahuan pada anak-anak seusianya," jelas Saffa.
Baca juga: Hebat! 46 Murid Sekolah Cikal Surabaya Raih 24 Medali di IKMC 2024
Wimar juga mendapatkan dukungan akomodasi pembelajaran dengan kelas individual dan kelompok kecil, serta modifikasi kurikulum untuk pembelajaran matematika dan bahasa.
"Kemudian yang sejauh ini proses belajar Wimar adalah proses belajar individual dan small group. Untuk individual ini memang yang paling diutamakan adalah mengenai kemampuan berhitung yaitu Matematika dan kemampuan komunikasi yaitu di program language functional. Untuk program lainnya, Wimar mengikuti kelas kelompok kecil," imbuh Saffa.
Kisah Wimar menunjukkan bahwa dengan dukungan dan kesempatan yang tepat, anak-anak dengan kebutuhan khusus dapat mengembangkan potensi dan meraih prestasi.
Sekolah Cikal Surabaya berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan belajar dan diri Wimar, serta anak-anak lain dengan kebutuhan khusus, melalui program pembelajaran inklusif yang terstruktur dan terarah.
Editor : Alim Perdana