Beranilah bermimpi besar, Jangan takut gagal!

Reporter : Ulul Albab
B.J. Habibie. Foto/Intagram

DI RUANG kerjaku yang sunyi, sore itu terasa begitu berbeda. Matahari yang perlahan menurun membawa kehangatan ke dalam ruangan, namun hati ini seakan tak merasa puas dengan keheningan itu.

Begitu banyak hal yang harus dipersiapkan, khususnya untuk Silakwil ICMI Jawa Timur yang sebentar lagi akan dilaksanakan di kampus UB. Sebuah acara yang penuh harapan dan cita-cita untuk masa depan yang lebih baik.

Baca juga: Inspirasi Sejarah Berdirinya ICMI

Namun, aku merasa butuh lebih dari sekadar persiapan materi atau sambutan biasa. Aku ingin mencari sesuatu yang lebih, sesuatu yang dapat menggugah semangat para anggota ICMI dan seluruh civitas akademika.

Aku ingin sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata kosong. Aku ingin inspirasi yang bisa membangkitkan semangat dan keyakinan mereka. Tiba-tiba, dalam pikiranku, muncul sebuah sosok. B.J. Habibie, sang inspirator yang perjalanan hidupnya penuh perjuangan dan harapan.

Aku membayangkan, jika bisa, aku ingin berbicara langsung dengannya. Namun, karena situasi yang tak memungkinkan, aku memutuskan untuk mengadakan percakapan ini dalam imajinasi. Sebuah dialog yang kutulis dalam hati dan pikiran, yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi diriku dan orang-orang di sekitar.

Seperti biasa, dalam imajinasiku, Pak Habibie muncul dengan senyum khasnya, yang menyiratkan kebijaksanaan dan keteguhan hati. Aku pun langsung memulai percakapan yang sudah lama ingin kutanyakan padanya.

"Pak Habibie, terima kasih sudah berkenan berbicara dengan saya. Saya tahu hidup Bapak telah menginspirasi banyak orang. Saya ingin mendengar lebih banyak tentang perjalanan hidup Bapak, dari seorang anak muda yang lahir di Pare-Pare, hingga akhirnya menjadi presiden. Apa yang menjadi pendorong utama Bapak?"

Pak Habibie sambil tersenyum bijaksana memulai cerita:

"Pendidikan adalah kunci. Sejak kecil, saya diajarkan bahwa tak ada yang tak mungkin jika kita berusaha keras. Ayah saya sering bilang, 'Ilmu adalah senjata.'

Dan itulah yang saya pegang hingga saat ini. Mimpi besar itu harus dimulai dengan langkah kecil, tapi yakinlah, langkah kecil itu akan membawa kita ke tujuan besar." (Habibie: The Dreamer, Habibie, 1995, hlm. 34)

Aku terdiam sejenak. Kata-kata itu mengingatkanku pada banyak anak muda di Indonesia yang masih berjuang mencari arah hidup mereka. Aku merasa, seharusnya kita juga memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk bermimpi.

"Pak Habibie, banyak orang tahu bahwa Bapak pernah pergi ke Jerman di tengah segala keterbatasan. Apa yang membuat Bapak begitu yakin bahwa itu adalah langkah yang benar?"

Pak Habibie menatap dengan mata penuh makna:

"Keputusan itu datang dari kesadaran bahwa jika ingin maju, kita harus berani melangkah. Jerman, bagi saya, adalah tempat untuk belajar dan meraih mimpi. Kepercayaan diri itu tidak datang begitu saja; ia harus dibangun dengan kerja keras dan ketekunan.

Pergi ke Jerman adalah pilihan yang penuh risiko, tetapi itu adalah langkah yang harus saya ambil." (Indonesia: The Rise and Fall of an Eagle, Habibie, 1998, hlm. 92)

Tapi aku tidak berhenti bertanya. Setiap langkah Pak BJ Habibie seakan membuktikan betapa pentingnya keberanian untuk menghadapi ketidakpastian. Aku penasaran dengan keberaniannya dalam mewujudkan impian-impian besar.

Baca juga: Pandangan Pak Habibie Tentang ICMI, Peran Cendekiawan, Relasi ICMI dan Pemerintah

"Setelah kembali ke Indonesia, Bapak memimpin IPTN untuk mengembangkan pesawat terbang buatan Indonesia. Banyak yang meragukan kemampuan kita. Apa yang membuat Bapak tetap yakin dan tidak menyerah pada keraguan orang-orang?"

Pak Habibie (menarik napas dalam) melanjutkan ceritanya yang menarik perhatian saya: "Semuanya bermula dari keyakinan bahwa bangsa kita bisa lebih dari sekadar menjadi konsumen teknologi. Saya tahu, ada banyak yang meragukan, tetapi saya percaya bahwa dengan kemampuan yang kita miliki, kita bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa. Indonesia harus bisa menguasai teknologi, dan itu dimulai dari tekad untuk tidak menyerah." (Habibie & Ainun: The Untold Story, Habibie, 2003, hlm. 158)

Sekali lagi, aku tertegun. Betapa seringnya kita meragukan kemampuan kita sendiri. Namun, kata-kata Pak Habibie menyadarkanku bahwa terkadang, kita terlalu cepat menyerah karena ketidakpastian. Sementara itu, mungkin justru ketidakpastian itu lah yang perlu kita hadapi dengan keberanian.

Aku melanjutkan percakapan itu dengan pertanyaan yang lebih dalam. "Pak Habibie, bagaimana pandangan Bapak tentang masa kepemimpinan Bapak di Indonesia? Banyak orang melihatnya sebagai masa yang penuh dengan reformasi dan kebebasan."

Pak Habibie dengan suara lembut namun penuh makna memberi respon:

"Reformasi adalah langkah yang harus diambil ketika sebuah bangsa membutuhkan perubahan. Saya percaya bahwa kebebasan berpikir adalah hak setiap individu. Dan dengan kebebasan itu, kita bisa berinovasi. Inovasi itu adalah kunci untuk maju. Tidak ada yang bisa berkembang jika selalu terbelenggu oleh ketakutan dan keraguan." (My Vision of Indonesia, Habibie, 2004, hlm. 220)

Kata-kata itu mengalir begitu dalam. Aku merasakannya seolah-olah sedang berada di dalam perjuangan itu, bersama-sama mengusung visi untuk kemajuan bangsa. Kemudian aku bertanya tentang pesan yang ingin beliau sampaikan kepada generasi muda Indonesia.

"Pak Habibie, apa pesan Bapak untuk anak muda Indonesia yang ingin mengikuti jejak Bapak dalam berjuang dan berinovasi?"

Baca juga: Menggagas Kiat Elegan Membangkitkan Semangat Jihad kepada Para Cendekiawan ICMI Jawa Timur

Pak Habibie dengan tatapan yang penuh harapan:

"Pesan saya hanya satu: Beranilah bermimpi besar. Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah bagian dari proses. Yang terpenting adalah terus maju, terus belajar, dan terus berusaha. Inovasi dimulai dari keberanian untuk berpikir berbeda dan bertindak." (The Journey of a Dreamer, Habibie, 2006, hlm. 279)

Aku merasa seperti mendapat pelajaran hidup yang berharga dalam setiap kata-kata yang keluar dari mulut Pak Habibie. Bagaimana ia menekankan pentingnya mimpi besar, belajar tanpa henti, dan terus berusaha meski kegagalan datang menghadang.

Dengan percakapan imajiner ini, aku merasa seperti mendapat kunci untuk membuka banyak pintu yang sebelumnya terasa tertutup rapat.

Dan saat aku mulai menulis pidato untuk Silakwil ICMI Jawa Timur, aku tahu bahwa kata-kata itu tidak hanya akan menginspirasi, tetapi juga membangkitkan semangat untuk terus berjuang, terus bermimpi, dan tidak takut menghadapi segala rintangan.

Dialog ini memang hanya imajinasi, namun sepertinya semangat Pak Habibie hidup dalam setiap kata yang terucap. Ia bukan hanya mengajarkan tentang pesawat terbang, tetapi juga tentang keberanian untuk melangkah jauh, bahkan saat banyak orang meragukan kemampuan kita.

Semoga Silakwil ICMI Jatim nanti akan menjadi momentum bagi kita semua untuk berani bermimpi besar dan terus berjuang untuk kemajuan bangsa.

Penulis: Ulul Albab, Ketua ICMI Jawa Timur,
Menjelang Silakwil ICMI Jatim, 15 Februari, Kampus UB

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru