Disbun Jatim: Program Pemberdayaan Petani Tembakau Bawa Angin Segar bagi Perekonomian Desa

avatar ayojatim.com
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Ir Dydik Rudy Prasetya MMA
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Ir Dydik Rudy Prasetya MMA

AYOJatim.com - Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur (Disbun Jatim) terus memperkuat program pemberdayaan bagi petani tembakau untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat desa serta memperkuat perekonomian lokal. Menurut Kepala Disbun Jatim, Ir. Dydik Rudy Prasetya, MMA, upaya ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi tembakau, tetapi membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan inklusif.

“Tembakau merupakan subsektor strategis yang memberi kontribusi besar bagi ekonomi daerah, mulai dari serapan tenaga kerja hingga perputaran industri di tingkat desa,” ujar Dydik, Senin, (29/11/2025).

Dalam rencana pengembangan jangka menengah dan panjang, Disbun Jatim menempatkan tembakau sebagai komoditas prioritas. Program yang dijalankan meliputi intensifikasi budidaya, diversifikasi usaha tani, serta regenerasi petani guna memastikan pertanian tembakau tetap kompetitif.

Melalui langkah intensifikasi, Disbun Jatim menyalurkan bantuan sarana produksi seperti pupuk serta fasilitas alat pertanian seperti handtraktor dan pompa air. Selain itu, dukungan alat pasca panen berupa mesin perajang tembakau terus digencarkan untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi.

“Kami ingin petani merasakan langsung bahwa teknologi bisa meningkatkan margin usaha mereka. Bukan sekadar menanam, tetapi mendapatkan nilai tambah yang lebih besar,” tegasnya.

Menjawab tantangan regenerasi petani, Disbun Jatim juga telah meluncurkan program Gema Tobacco Young Agropreneurship Bootcamp bekerja sama dengan Universitas Brawijaya. Melalui program ini, petani muda dibekali keterampilan agribisnis modern, praktik budidaya unggul, hingga strategi pemasaran produk turunan tembakau.

“Regenerasi petani adalah agenda besar yang tidak bisa ditunda. Kami ingin lahir agropreneur muda yang adaptif, inovatif, dan siap bersaing di era pertanian modern,” kata Dydik.

Disbun Jatim juga rutin menggelar bimbingan teknis bersama berbagai lembaga riset. Dalam kegiatan tersebut, petani memperoleh wawasan mengenai pemilihan varietas unggul, teknik panen dan pascapanen, hingga analisis usaha tani untuk memperkuat rantai nilai lokal. Upaya ini diperkuat dengan dorongan penggunaan varietas tembakau lokal dan unggul yang memiliki potensi pasar ekspor serta toleran terhadap perubahan iklim.

Serangkaian program Disbun Jatim telah memberi efek positif yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat desa, seperti, pendapatan petani meningkat karena efisiensi biaya produksi, rantai nilai lokal terbentuk, sehingga mendorong produk turunan bernilai tambah dan stabilitas sosial meningkat karena warga memiliki sumber pendapatan yang lebih terjamin.

“Jika petani semakin mandiri dan kelompok taninya kuat, maka desa ikut bergerak maju. Itu target utama kami,” ucap Dydik.

Editor : Alim Perdana