Dr. Syaiful Ma’arif Imbau Publik Tak Boikot Trans7: "Kita Utamakan Musyawarah dan Kebersamaan"

Dr. Syaiful Ma'arif Waketum DPD PERADI SAI. Foto: Syaiful Ma'arif for Ayojatim
Dr. Syaiful Ma'arif Waketum DPD PERADI SAI. Foto: Syaiful Ma'arif for Ayojatim

JAKARTA – Isu boikot terhadap stasiun televisi Trans7 tengah ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial. Menanggapi hal tersebut, Dr. Syaiful Ma’arif, pengacara asal Madura yang juga Wakil Ketua Umum DPD PERADI SAI, menyampaikan pandangan agar masyarakat menyikapi persoalan ini secara bijak.

Menurutnya, aksi boikot bukanlah langkah yang tepat dalam menyelesaikan persoalan yang tengah berkembang. Ia menilai bahwa pihak Trans7 sudah menunjukkan itikad baik dengan meminta maaf secara terbuka dan datang langsung ke pihak pesantren terkait permasalahan yang memicu kontroversi.

“Menurut saya, langkah boikot bukanlah tindakan yang bijaksana. Pihak Trans7 sudah datang dan meminta maaf secara langsung. Ini perlu dihargai sebagai bentuk tanggung jawab moral,” ujar Dr. Syaiful Ma’arif, Jumat (17/10/2025).

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa semangat organisasi besar seperti Nahdlatul Ulama (NU) adalah semangat kebersamaan dan musyawarah dalam menghadapi berbagai persoalan sosial maupun keagamaan.

“NU sejak dulu mengedepankan dialog dan musyawarah. Saya yakin, semangat itu tetap dijaga dalam menyelesaikan permasalahan seperti ini,” tambahnya.

Meski demikian, Dr. Syaiful juga menyampaikan rasa hormat jika PBNU sebagai organisasi memiliki pandangan lain dan memilih menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

“Saya menghormati sepenuhnya apabila PBNU mengambil langkah hukum. Itu juga merupakan hak konstitusional yang sah,” tegasnya.

Fenomena “Boikot Trans7” mencuat di media sosial usai munculnya tayangan yang dinilai menyinggung kalangan pesantren. Namun setelah menerima berbagai kritik, pihak Trans7 telah menyampaikan permintaan maaf resmi dan melakukan kunjungan langsung sebagai bentuk klarifikasi dan tanggung jawab moral.

Dr. Syaiful berharap masyarakat dapat kembali tenang dan mengedepankan semangat persaudaraan dalam menyikapi persoalan ini.

“Mari kita jaga persatuan dan melihat persoalan ini dengan kepala dingin. Jangan sampai perbedaan pandangan justru memecah ukhuwah yang sudah terbangun,” pungkasnya.

Editor : Amal Jaelani