SURABAYA - Bandar Laut Dunia Grup (BALAD GRUP) melanjutkan usaha perikanan budidaya di Gugusan Teluk Kangean, Sumenep, Madura, Provinsi Jawa Timur.
CEO sekaligus Founder Balad Grup, Khalilur R. Abdullah Sahlawiy mengungkapkan, Indonesia dianugerahi geografis istimewa. Dengan posisi berada di tengah Garis Khatulistiwa memperoleh banyak keajaiban, salah satunya adalah anugerah Lobster.
Pria yang akrab disapa Gus Lilur itu mengatakan, di Asia, Lobster hanya ada di Indonesia dan Philipina, kualitas Lobster Indonesia jauh lebih unggul dari Philipina.
"Sebagai pembudidaya Lobster, saya ingin mengusulkan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto untuk menghentikan ekspor Benih Bening Lobster dan menggantinya dengan Ekspor Lobster 50 Gram," kata Gus Lilur, Senin (13/10/2025).
Ia optimis, apabila Presiden RI Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto menerbitkan Perpres penghentian ekspor BBL, lalu diganti dengan ekspor Lobster 50 gram, maka budidaya Lobster akan menjamur di Indonesia.
Sebab, para Pengekspor BBL harus berbudidaya BBL sampai menjadi Lobster dengan berat 50 Gram.
Gus Lilur pun meyakini bila usulannya dilaksanakan, hubungan dengan Vietnam akan tetap terjaga baik. Pasalnya pihaknya tetap jualan Lobster 50 Gram ke Vietnam sebagai pengganti BBL.
"Secara khusus, saya akan berkirim Surat Elektronik (Surel) pada Presiden Prabowo untuk menyampaikan usulan tersebut," tutur Gus Lilur.
Pengusaha berlatar nahdliyin ini mencanangkan prioritas utama perikanan budidaya yang akan dilanjutkan besar-besaran oleh BALAD GRUP, ada Lima Usaha Budidaya.
Pertama, Budidaya Rumput Laut. Kedua, Budidaya Lobster. Ketiga, Budidaya Teripang. Keempat, Budidaya Kerapu dan Kelima Budidaya Kerang.
"Bandar Laut Dunia Grup meyakini mampu membawa Indonesia menjadi Raja Perikanan Budidaya Dunia," pungkas Gus Lilur.
Editor : Diday Rosadi