SLC Marketing dan Connectpedia Gelar Pelatihan "Siap Menjadi Avengers Baru" untuk Tingkatkan Kompetensi Sales B2B

Acara ini menghadirkan Dr. Sandy Wahyudi, CEO SLC Marketing dan pendiri Komunitas Bisnis Keluarga Connectpedia, sebagai narasumber utama. Foto: Iffan Maulana/Ayojatim
Acara ini menghadirkan Dr. Sandy Wahyudi, CEO SLC Marketing dan pendiri Komunitas Bisnis Keluarga Connectpedia, sebagai narasumber utama. Foto: Iffan Maulana/Ayojatim

SURABAYA - Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, SLC Marketing INC dan Connectpedia berkolaborasi menggelar pelatihan sales marketing bertema unik "Siap Menjadi Avengers Baru".

Acara ini menghadirkan Dr. Sandy Wahyudi, CEO SLC Marketing dan pendiri Komunitas Bisnis Keluarga Connectpedia, sebagai narasumber utama.

Pelatihan berlangsung pada Sabtu (23/8/2025) di Hotel Diponegoro, Surabaya, dan diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai bidang industri.

Dr. Sandy Wahyudi membawakan materi dengan pendekatan yang menarik, menghubungkan karakter-karakter Super Hero seperti Captain America, Iron Man, Spider-Man, Thor, dan Hulk dengan tipe mindset dan kompetensi sales yang berbeda namun saling melengkapi.

Metode ini bertujuan agar peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga terinspirasi untuk mengimplementasikannya dalam praktik sehari-hari.

"Kita sebagai sales B2B tidak bisa sendiri, harus punya banyak kolaborasi. Punya cara pikir yang tidak hanya jual, tapi membangun relasi," ujar Dr. Sandy, menekankan pentingnya kerja sama dan membangun hubungan yang kuat dalam dunia B2B.

Pemilihan tema Avengers sendiri bukan tanpa alasan. Menurutnya, para pahlawan super tersebut adalah representasi ideal dari sebuah tim yang solid, di mana setiap anggota memiliki peran dan keahlian masing-masing, namun bersinergi untuk mencapai tujuan bersama.

Salah satu peserta, Muhammad Firmansyah, perwakilan dari PT Solusi Teknologi Berkelanjutan, sebuah perusahaan EDUTECH berbasis AI dari Pamekasan, mengaku antusias mengikuti pelatihan ini.

Ia berharap dapat menggali wawasan mengenai perilaku pengguna, mulai dari guru, siswa, hingga lembaga pendidikan, agar platform pendidikan berbasis AI yang dikembangkannya dapat lebih tepat sasaran.

"Yang paling saya harapkan sebenarnya gimana cara saya tahu behavior tiap usernya nanti. Bisa dari gurunya, siswanya, ataupun lembaga yang ingin ngeakses pendidikan secara AI itu gimana," ungkap Firmansyah.

Selain itu, Firmansyah juga ingin mempelajari pendekatan yang efektif untuk memasuki sekolah atau instansi lainnya.

"Jadi pengen tau pendekatannya gimana. Kalau misalnya saya masuk ke sekolah, itu karakter seperti apa yang harus saya bawa masuk ke sebuah instansi selain sekolah itu gimana," imbuhnya.

Ia mengakui bahwa salah satu kendala yang sering dihadapi adalah sulitnya mengakses pengambil keputusan di tingkat manajerial atau pemilik institusi. Komunikasi seringkali terhenti di level staff, sehingga menghambat proses penjualan.

"Kendalanya biasanya dari masuk ke level yang lebih tinggi... itu agak susah. Untuk akses relasinya itu," jelasnya.

Menanggapi tema pelatihan, Firmansyah merasa karakter Super Hero yang paling cocok untuk ia terapkan saat ini adalah "Thor".

Menurutnya, industri AI yang sedang berkembang pesat menuntut kecepatan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat.

"Jadi saya perlu gerak cepat, sama juga harus cepat move on dan bisa cepat move on ke customer yang lain," katanya.

Lebih lanjut, Firmansyah berharap pelatihan ini dapat memberikan insight praktis tentang tools dan pendekatan emosional yang efektif, sehingga ia tidak hanya unggul dalam produk, tetapi juga dalam aspek marketing dan sales.

"Harapannya nanti bisa nambah. Insight lah, gimana saya bisa belajar tools atau pendekatan yang enak ke setiap orang dan dapetin emosinya. Jadi saya tidak hanya bagus di produk, tapi juga bagus di marketing atau sales-nya," harapnya.

Program pelatihan sales marketing ini telah menjadi agenda rutin SLC Marketing dan Connectpedia sejak tahun 2008.

Dr. Sandy Wahyudi menyampaikan bahwa untuk tahun 2026, tema pelatihan akan lebih fokus pada leadership.

"Untuk 2026 lebih ke leadership, karena sales butuh leadership juga. Tidak hanya ilmu selling lagi, tapi ilmu leadership juga," pungkasnya.

Editor : Alim Perdana