Ecoton Desak Pembangunan Pagar Laut untuk Lindungi Mangrove dari Sampah Plastik

Ecoton Foundation dan Komunitas Marapaima Peringati Hari Mangrove Sedunia 2025. Foto: Dok-Ecoton
Ecoton Foundation dan Komunitas Marapaima Peringati Hari Mangrove Sedunia 2025. Foto: Dok-Ecoton

SURABAYA – Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia dan Hari Sungai Nasional, Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton Foundation) bersama komunitas Marapaima menggelar aksi penyelamatan lingkungan di kawasan pesisir timur Kota Surabaya. Aksi tersebut berhasil mengevakuasi sebanyak 800 kilogram sampah plastik yang menyangkut di akar dan batang pohon mangrove di kawasan Wonorejo, Surabaya.

Kegiatan berlangsung selama dua hari di dua kota, yaitu pada Sabtu (26/7/2025) di pesisir Mangrove Wonorejo, Surabaya, dan Minggu (27/7/2025) di Sumber Mendit, Malang. Dalam kegiatan ini, para relawan juga melakukan audit merek untuk mengidentifikasi sumber utama sampah plastik.

Mangrove Terjerat Sampah, Ekosistem Terancam

Koordinator Audit Sampah Ecoton, Alaika Rahmatullah, menyebutkan bahwa kondisi pohon mangrove di kawasan Wonorejo semakin memprihatinkan akibat terjerat berbagai jenis sampah plastik. Sampah yang menumpuk di akar dan batang mangrove menghambat pertumbuhan tanaman dan mengganggu keseimbangan ekosistem pesisir.

Koordinator Audit Sampah Ecoton, Alaika Rahmatullah, Daur Ulang Bukan Solusi Fundamental. Dari temuan Ecoton turut menguatkan laporan OECD pada tahun 2022 lalu yang menyatakan bahwa hanya 9 persen dari total sampah plastik global yang berhasil didaur ulang. Sisanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dibakar, atau mencemari lingkungan darat dan laut.

“Setelah melihat kondisi mangrove di pesisir timur pantai Surabaya, kami menegaskan bahwa meskipun plastik yang dapat didaur ulang seperti PET sering terkontaminasi, sehingga akhirnya dibuang," ungkapnya.

Audit sampah menemukan bahwa 55 persen dari total sampah yang terjerat merupakan plastik tak bermerek seperti kantong kresek, styrofoam, sedotan, dan sachet multilayer. Sementara itu, 45 persen lainnya berasal dari merek-merek besar, di antaranya Unilever (15%), Wings (10%), Indofood (8%), Mayora (7%), dan Garuda Food (5%).

DAS Brantas, Jalur Transportasi Sampah Plastik

Ecoton juga menyoroti peran Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas sebagai jalur kritis transportasi sampah plastik dari kawasan hulu ke pesisir. Temuan di Sumber Mendit, Malang yang merupakan hulu dari DAS Brantas menunjukkan tingginya volume sampah plastik yang mengalir ke badan sungai dan terbawa hingga ke pantai timur Surabaya.

“Buruknya pengelolaan sampah di sepanjang DAS Brantas menyebabkan limpasan sampah yang akhirnya terakumulasi di wilayah pesisir seperti Wonorejo,” tegas Alaika.

Desakan Pembangunan Pagar Laut

Sebagai langkah konkret, Ecoton mendesak pemerintah untuk membangun pagar laut di kawasan pantai timur Surabaya guna mencegah masuknya sampah plastik ke ekosistem mangrove. Selain itu, mereka juga mendorong penguatan pengelolaan sampah dari hulu sungai agar pencemaran dapat dicegah sejak awal.

Ecoton berharap peringatan Hari Mangrove Sedunia tidak hanya menjadi seremoni, tetapi juga momentum untuk memperkuat kebijakan lingkungan yang lebih tegas, berkelanjutan, dan berpihak pada ekosistem pesisir.

Editor : Amal Jaelani