SURABAYA - Jackson Wang secara resmi merilis album terbaru berjudul MAGICMAN 2, yang dianggap sebagai karya paling personal dan ambisius dalam perjalanan karirnya sebagai superstar global.
Album ini menandai babak baru dalam evolusi artistik Jackson, yang sepenuhnya diproduseri sendiri, dengan fokus pada eksplorasi emosi terdalam dan pencarian jati diri.
Album MAGICMAN 2 disusun dalam empat babak yang menggambarkan tahapan berduka mulai dari penyangkalan, kehilangan, kesadaran menyakitkan, hingga titik penyembuhan.
Dalam album ini, Jackson membuka ruang batinnya secara jujur, menjadikan karya ini bukan hanya komersial, tetapi sebagai pernyataan artistik dan refleksi diri yang autentik.
“Saya menciptakan MAGICMAN sebagai topeng untuk menyembunyikan emosi tergelap saya. Setelah mengalami titik terendah secara mental dan fisik, menulis musik menjadi jalan saya untuk melepaskan dan merefleksikan diri. Album ini tentang menerima sisi terang dan gelap dalam diri kita semua," ungkap Jackson.
Single perdana dari album ini, “High Alone,” langsung memuncaki posisi #1 di Apple Music di 22 negara dan wilayah. Lagu lain seperti “GBAD” viral dengan lebih dari 32 juta penayangan di YouTube.
Sedangkan single “BUCK” kolaborasi dengan Diljit Dosanjh meraih lebih dari 2 juta streaming di Spotify, menegaskan posisi Jackson sebagai salah satu figur musikal paling berpengaruh secara internasional.
Video klip “Made Me A Man” yang emosional menampilkan perjalanan introspektif Jackson, merefleksikan transisi dari keterasingan menuju kedamaian batin. Cuplikan video ini menggugah perasaan dan menambah kedalaman pengalaman album ini.
Sebelum perilisannya, Jackson juga menarik perhatian saat tampil di acara Louis Vuitton Men’s Spring-Summer 2026 di Paris, sekaligus mengumumkan kolaborasi eksklusif bersama Pharrell Williams melalui platform lelang digital JOOPITER yang menggabungkan seni, mode, dan storytelling.
Fenomena peluncuran MAGICMAN 2 memperkuat reputasi Jackson Wang sebagai ikon global yang tidak hanya mengandalkan popularitas, tapi juga keberanian untuk tampil autentik lewat karya yang bermakna.
Editor : Alim Perdana