Oleh: Ulul Albab
Alumni Program Doktor FIA UB 2009
Ketua ICMI Orwil Jawa Timur
BESOK pagi, Rabu 9 Juli 2025, saya mendapatkan kehormatan untuk menjadi salah satu penguji dalam forum akademik yang sangat saya hormati: ujian disertasi program doktor Ilmu Administrasi di Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya (FIA UB).
Disertasinya berjudul “Silo Mentality dalam Perencanaan Pembangunan Daerah dengan Pendekatan Network Governance: Studi Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah di Kabupaten Pasuruan”.
Izinkan saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada pimpinan dan civitas akademika FIA UB, khususnya Program Doktor Ilmu Administrasi, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menjadi bagian dari forum intelektual ini.
Sebagai alumni FIA UB (S1 dan S3), tentu ini menjadi kebahagiaan tersendiri, sekaligus menambah rasa bangga dan cinta saya kepada kampus ini, yang terus menghasilkan karya akademik yang relevan, berkualitas, dan kontributif.
Topik disertasi yang akan diuji besok sangat penting dan aktual. Disertasi ini menyoroti fenomena yang kerap terjadi namun jarang diungkap secara mendalam: “silo mentality” dalam birokrasi daerah, yaitu pola pikir sektoral yang membuat perencanaan pembangunan berjalan secara terkotak-kotak.
OPD bekerja sendiri-sendiri, data tidak terintegrasi, forum partisipatif seperti musrenbang kehilangan daya kritis, dan kebutuhan masyarakat kerap terpinggirkan dalam dokumen RKPD yang formalistik.
Disertasi ini tak hanya mengidentifikasi persoalan, tapi juga menawarkan pendekatan solutif melalui lensa network governance: pendekatan tata kelola berbasis jejaring yang mendorong kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan banyak aktor.
Dengan studi kasus di Kabupaten Pasuruan, promovendus menemukan bahwa meski pendekatan jejaring ini sudah mulai dikenalkan, namun pelaksanaannya masih menghadapi tantangan serius, yaitu berupa: rendahnya koordinasi, lemahnya kapasitas kelembagaan, serta belum optimalnya sistem informasi perencanaan seperti SIPD.
Sebagai salah seorang penguji, saya melihat kontribusi penting dari disertasi ini terletak pada upaya membumikan pendekatan governance yang selama ini lebih populer di literatur negara-negara maju, ke dalam konteks birokrasi lokal Indonesia.
Adaptasi ini tentu menuntut sensitivitas terhadap struktur hierarkis, budaya kerja yang kuat sektoralnya, dan pentingnya aktor simpul (dalam hal ini Bappelitbangda) untuk menjalankan peran integratif.
Saya juga mencatat bahwa disertasi ini menempatkan masyarakat bukan sebagai objek partisipasi semata, melainkan sebagai mitra dalam perencanaan. Forum seperti musrenbang hanya akan bermakna jika dibarengi dengan literasi publik yang kuat, akses informasi yang terbuka, dan ruang deliberasi yang setara.
Disertasi ini adalah contoh nyata bagaimana riset akademik dapat menjadi jembatan antara teori dan praktik, antara idealisme keilmuan dan kebutuhan nyata dalam birokrasi daerah.
Disertasi ini memperlihatkan bahwa perencanaan pembangunan bukan cuma produk administratif, tetapi hasil dari proses tata kelola yang menuntut kolaborasi lintas sektor, transparansi data, dan partisipasi publik yang bermakna.
Saya menantikan forum sidang terbuka besok pagi dengan semangat untuk berdiskusi secara akademik, sekaligus menguatkan arah reformasi tata kelola di tingkat daerah.
Semoga hasil dari sidang ini tidak hanya melahirkan seorang doktor baru, tetapi juga membawa sumbangsih konkret bagi ikhtiar besar membangun pemerintahan yang lebih inklusif, terintegrasi, dan berorientasi pada kepentingan publik.
Apresiasi kepada Promovendus
Secara khusus, saya menyampaikan penghargaan kepada Ardie Kurniawan, promovendus yang telah menapaki perjalanan akademiknya dengan kesungguhan dan ketekunan.
Lahir di Malang pada 19 Juni 1980, Ardie menempuh pendidikan dari sekolah dasar hingga menengah di Kota Malang, melanjutkan studi dan meraih gelar Sarjana Perikanan dari Universitas Brawijaya (2005), lalu Magister Sains dari Universitas Hasanuddin (2014), dan memulai studi doktoralnya di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya sejak 2019.
Disertasinya bukan hanya menunjukkan penguasaan akademik, tetapi juga kepekaan terhadap problem nyata tata kelola daerah. Saya percaya, bekal keilmuan yang dimilikinya akan menjadi kontribusi penting dalam memperkuat praktik perencanaan pembangunan yang lebih kolaboratif dan responsif ke depan.
Penghargaan kepada Civitas Akademika
Tak lengkap rasanya jika refleksi ini ditutup tanpa menyampaikan apresiasi yang tulus kepada seluruh elemen yang telah menopang perjalanan akademik promovendus hingga mencapai tahap akhir sidang terbuka (ujian akhir).
Pertama-tama, izinkan saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., beserta jajaran pimpinan dan staf universitas yang telah menciptakan ekosistem akademik yang kondusif bagi tumbuhnya riset-riset bermutu dan relevan bagi kemajuan bangsa.
Ucapan terima kasih juga saya tujukan kepada Dekan Fakultas Ilmu Administrasi, Prof. Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA., Ph.D., beserta jajaran pejabat dan staf, yang terus menjaga marwah keilmuan FIA UB sebagai rumah besar bagi pemikiran-pemikiran strategis dalam bidang administrasi publik dan kebijakan.
Khusus kepada Prof. Dr. Choirul Saleh, M.Si., selaku Ketua Program Doktor Ilmu Administrasi, beserta segenap tim sekretariat program, apresiasi saya sampaikan atas dedikasi, profesionalisme, dan dukungan yang luar biasa selama proses akademik berlangsung.
Keterlibatan mereka tidak hanya administratif, tetapi juga memberi ruh semangat kepada para mahasiswa doktoral untuk menyelesaikan studi dengan penuh integritas.
Dan tentu saja, penghargaan tinggi saya sampaikan kepada tim promotor yang telah menjadi suluh dalam perjalanan ilmiah promovendus, yaitu: Prof. Dr. Choirul Saleh, M.Si., sebagai Promotor. Prof. Dr. M. R. Khairul Muluk, M.Si., sebagai Ko-Promotor I, dan Dr. Mohammad Nuh, S.IP., M.Si., sebagai Ko-Promotor II.
Dengan kesabaran dan ketelitian ilmiah yang tinggi, para promotor telah membimbing promovendus tidak hanya menyelesaikan disertasi ini secara akademis, tetapi juga membentuk cara berpikir kritis dan konstruktif dalam menyikapi isu-isu tata kelola pemerintahan.
Semoga seluruh kebaikan, bimbingan, dan kontribusi yang telah diberikan oleh para tokoh tersebut menjadi amal jariyah keilmuan dan terus mengalir manfaatnya melalui karya-karya yang lahir dari rahim akademik Universitas Brawijaya.
Editor : Alim Perdana