SURABAYA – PT Pertamina (Persero) berkomitmen mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ramah lingkungan untuk menembus pasar internasional. Hal ini diwujudkan melalui program UMK Academy 2025, yang tahun ini telah menyeleksi 1.490 pelaku usaha di berbagai sektor.
Salah satu UMKM yang mendapat kesempatan emas ini adalah Namira Ecoprint, produsen fesyen ramah lingkungan asal Surabaya.
Namira Ecoprint, yang telah berkiprah sejak 2019, terpilih untuk mengikuti kelas "Go Global" dalam program UMK Academy.
"Dengan program ini, Namira Ecoprint diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya di pasar nasional dan internasional, serta beradaptasi dengan perkembangan terkini," kata Aliff Indira Thahir, Akselerator Pertamina UMK Academy 2025.
Aliff menyampaikan hal tersebut saat mengunjungi rumah produksi Namira di Surabaya pada 26 Juni 2025.
Program UMK Academy 2025, yang bertema "Beri Energi Baru Menuju UMK Maju," menawarkan pelatihan intensif, pendampingan usaha, coaching satu lawan satu, serta kesempatan berpartisipasi dalam pameran nasional dan internasional.
Vice President Corporate Social Responsibility and Small Medium Enterprise Partnership Program Pertamina, Rudi Arifianto, menambahkan bahwa program ini juga memanfaatkan Platform UMK Academy, sebuah platform digital interaktif yang dilengkapi modul pembelajaran, video edukatif, dan gamifikasi.
"Tahun ini, kami fokus pada sektor agribisnis, kerajinan, fesyen, wastra, makanan dan minuman, serta perhiasan," ujar Rudi.
"Para peserta akan dihubungkan dengan rantai pasok lokal, nasional, dan internasional. Program ini sejalan dengan visi pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas dan mengembangkan industri kreatif," tambahnya.
Yayuk Eko Agustin Wahyuni, pemilik Namira Ecoprint, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan ini.
"Saya berharap bisa memenangkan program ini dan mendapatkan hibah alat teknologi agar Namira Ecoprint semakin berkembang dan bermanfaat bagi lingkungan," tuturnya.
Namira Ecoprint, yang setiap bulannya memproduksi sekitar 500 produk handmade seperti kain, kerudung, dan jaket kulit domba, telah mengekspor produknya ke berbagai negara, termasuk Thailand, Oman, Arab Saudi, Eropa, Rusia, dan Kanada.
"Produk kami ramah lingkungan, bebas bahan kimia, eksklusif, dan diproduksi terbatas," tambah Yayuk.
Saat ini, Namira Ecoprint telah mempekerjakan sepuluh orang, termasuk penyandang disabilitas, dan berharap dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja di masa mendatang.
Editor : Alim Perdana