Sejarah dan Perjuangan Berdarah Peringatan Hari Buruh Sedunia 

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sambutan dalam acara peringatan Hari Buruh Internasional Tahun 2025 di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis (01/1/2025). Foto: Ayojatim/BPMI Setpres
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sambutan dalam acara peringatan Hari Buruh Internasional Tahun 2025 di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis (01/1/2025). Foto: Ayojatim/BPMI Setpres

SURABAYA - Setiap tanggal 1 Mei setiap tahunnya, diperingati sebagai Buruh Internasional atau May Day. Tapi tahukah kalian bagaimana sejarah lahirnya Hari Buruh International, dan menjadi momentum tahunan dan diperingati oleh semua Buruh di seluruh dunia.

Peringatan Hari Buruh berawal dari peristiwa berdarah di Chicago, Amerika Serikat, pada tahun 1886. Para pekerja di sana melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut delapan jam kerja sehari. Sebelum tahun tersebut, para pekerja di Amerika Serikat umumnya bekerja hingga 12 jam atau lebih per hari dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Saat itu, tuntutan delapan jam kerja oleh para buruh dianggap sebagai langkah revolusioner untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan memberikan mereka waktu istirahat yang cukup.

Namun, aksi demonstrasi yanh dilakukan oleh para Buruh berujung pada kekerasan. Tepatnya pada tanggal 4 Mei 1886, terjadi bentrokan antara polisi dan para demonstran di Haymarket Square, Chicago. Bentrokan tersebut menewaskan beberapa polisi dan demonstran. Atas insiden tersebut, beberapa pemimpin buruh kemudian dijatuhi hukuman mati. Meskipun berakhir tragis, peristiwa Haymarket Square menjadi simbol perjuangan kelas pekerja dan memicu gerakan buruh internasional.

Dan berselang dua tahun kemudian, pada tahun 1889, Kongres Kedua Internasional Sosialis di Paris menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional. Hal tersebut juga diberikan untuk memperingati peristiwa Haymarket Square sebagai sebuah simbol perjuangan hak-hak pekerja di seluruh dunia. Maka sejak saat itu pula, 1 Mei akhirnya diperingati sebagai Hari Buruh Internasional dan menjadi hari libur nasional di banyak negara.

Di Indonesia sendiri, peringatan Hari Buruh telah berlangsung sejak lama, meskipun dengan berbagai bentuk dan konteks politik yang berbeda-beda di setiap era. Peringatan ini menjadi wadah bagi para pekerja untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan mereka kepada pemerintah dan pengusaha. Tuntutan tersebut bervariasi, mulai dari peningkatan upah minimum, perlindungan terhadap pekerja perempuan dan anak, hingga jaminan kesehatan dan kesejahteraan pekerja.

Peringatan Hari Buruh di Indonesia juga seringkali diwarnai dengan aksi demonstrasi, unjuk rasa, dan berbagai kegiatan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hak-hak pekerja dan memperjuangkan keadilan sosial.

Hari Buruh bukan hanya sekadar hari libur, tetapi juga merupakan pengingat akan perjuangan panjang para pekerja untuk mencapai kehidupan yang lebih layak dan bermartabat. Peringatan ini juga menjadi momentum untuk terus memperjuangkan keadilan sosial dan kesejahteraan pekerja di seluruh dunia.

Peringatan Hari Bur7uh bukan sekadar hari libur, melainkan momentum penting yang mengenang perjuangan panjang para pekerja untuk mendapatkan hak-hak dasar mereka, seperti upah layak, jam kerja yang wajar, dan kondisi kerja yang aman.

Editor : Amal Jaelani

Foto   

Donor Darah Bulan K3 Dunia

Donor darah ini disambut antusias oleh masyarakat, dengan total 386 peserta yang mendaftar sebagai calon pendonor, dan sebanyak 260 orang berhasil donor…