ayojatim.com skyscraper
ayojatim.com skyscraper

Fenomena Ramadhan Merubah Dunia, Merubah Kita Menjadi Lebih Baik

Bagi-bagi takjil menjadi salah satu kegiatan rutin di bulan suci Ramadhan. Foto/Ali Masduki
Bagi-bagi takjil menjadi salah satu kegiatan rutin di bulan suci Ramadhan. Foto/Ali Masduki

Oleh: Ulul Albab
Ketua ICMI Jawa Timur

BAGI umat Islam, kehadiran bulan suci ini selalu disambut dengan suka cita. Di berbagai negara Muslim, umat Islam memperlihatkan semangat yang sangat luar biasa dalam menyambut Ramadhan, mulai dari penataan masjid, persiapan berbuka puasa, hingga berbagai acara sosial yang diadakan untuk menolong sesama.

Di negara-negara seperti Mesir dan Indonesia, misalnya, masjid-masjid dihiasi. Lampunya semakin menderang, bahkan ada yang didekorasi dengan lampu warna-warni, mempercantik suasana ibadah agar semakin mengundang kenyamanan.

Tak jarang, jalan-jalan utama di kota-kota besar diwarnai dengan dekorasi Ramadhan yang menambah kemeriahan. Di Riyadh dan Kairo, bahkan ada tradisi menggantungkan lentera-lentera besar yang bersinar terang sebagai simbol bahwa bulan Ramadhan telah tiba.

Fenomena Berbuka Puasa

Salah satu fenomena yang tak boleh dilewatkan adalah kegiatan berbuka puasa. Di banyak negara, berbuka puasa menjadi momen sosial yang sangat penting. Bahkan di kota-kota besar, seperti Jakarta, Lahore, dan Cairo, masjid-masjid serta komunitas-komunitas Muslim sering menyelenggarakan acara buka puasa bersama, menyediakan takjil gratis bagi yang membutuhkan.

Tak jarang pula, perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga pemerintah menyediakan menu berbuka untuk para karyawan mereka, bahkan juga untuk masyarakat umum.

Namun, yang menarik, saat berbuka puasa, masyarakat tidak hanya sekadar makan dan minum. Di banyak negara, seperti Turki, Pakistan, dan Yordania, berbagai makanan khas Ramadhan disajikan dengan menu yang lebih beragam.

Di Turki, misalnya, ada hidangan lezat seperti pide (roti Ramadhan) yang hanya tersedia pada bulan Ramadhan. Sementara di Indonesia, kolak dan es buah menjadi hidangan tak terlupakan. Masyarakat pun saling berbagi dengan menyediakan makanan berbuka untuk tetangga atau orang yang tidak mampu.

Fenomena Sosial

Fenomena Ramadhan juga sangat lekat dengan tradisi berbagi, terutama melalui zakat, infaq, dan sedekah. Di seluruh dunia, bulan Ramadhan adalah puncak dari kegiatan filantropi.

Lembaga-lembaga zakat dan filantropi, seperti Dompet Dhuafa di Indonesia, menyelenggarakan berbagai program untuk mengumpulkan dana dari umat yang mampu dan menyalurkannya kepada mustahiq.

Di beberapa negara, seperti Arab Saudi, Emirat, dan Indonesia, banyak komunitas Muslim yang mengadakan program takjil dan makanan berbuka gratis untuk warga sekitar.

Bahkan di Malaysia dan Indonesia, bazaar Ramadhan yang tersebar di setiap sudut kota menawarkan berbagai jenis makanan, tetapi juga menjadi tempat berkumpulnya umat untuk berbagi.

Fenomena Ekonomi

Ramadhan tidak hanya membawa perubahan dalam tatanan sosial, tetapi juga dalam ekonomi. Toko-toko dan pusat perbelanjaan di banyak negara Muslim mulai menghias diri dengan nuansa Ramadhan.

Di Dubai, misalnya, pusat perbelanjaan besar menawarkan diskon besar-besaran selama bulan Ramadhan, memikat pengunjung untuk berburu barang dengan harga lebih terjangkau.

Sementara di Indonesia, mal-mal dan supermarket mulai menyediakan kebutuhan pokok Ramadhan dalam bentuk paket-paket praktis. Makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi saat berbuka puasa mulai menjadi komoditas yang sangat laris.

Bahkan, perusahaan-perusahaan makanan cepat saji menyesuaikan menu mereka dengan kebutuhan berbuka puasa, menawarkan berbagai hidangan yang dapat mengakomodasi konsumsi tinggi masyarakat pada waktu-waktu tersebut.

Fenomena Ibadah

Masjid-masjid di seluruh dunia mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan dengan menyediakan fasilitas yang lebih nyaman bagi jamaah. Di beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Arab Saudi, banyak masjid yang melengkapi fasilitasnya dengan AC, Wi-Fi gratis, dan tempat duduk yang nyaman untuk jamaah yang ingin melaksanakan shalat tarawih atau beribadah di waktu-waktu tertentu. Di beberapa tempat, masjid bahkan menyediakan layanan takjil bergizi gratis bagi jamaah.

Para da'i pun sibuk mempersiapkan materi dakwah untuk mengisi kajian subuh maupun tausiyah setelah shalat tarawih. Di Indonesia, Turki, Mesir, dan Yordania, televisi dan radio menayangkan program dakwah khusus Ramadhan, memberikan pesan-pesan keagamaan yang menyejukkan hati umat, sekaligus memperdalam pemahaman agama.

Fenomena Umrah

Bulan Ramadhan juga menjadi momen yang sangat dinantikan oleh umat Islam yang ingin beribadah umrah. Berbeda dengan bulan-bulan lainnya, perjalanan umrah di bulan Ramadhan memiliki nilai spiritual yang lebih tinggi.

Banyak biro perjalanan umrah yang menawarkan paket khusus selama bulan Ramadhan. Mereka tidak hanya menawarkan perjalanan fisik, tetapi juga pengalaman spiritual yang mendalam.

Beribadah di Masjidil Haram, menjalani ibadah dengan lebih khusyuk, dan merasakan langsung suasana Ramadhan di tanah suci, adalah impian yang menjadi kenyataan bagi banyak umat Islam.

Fenomena Silaturrahmi

Ramadhan juga menjadi bulan di mana umat Islam berusaha memperbaiki hubungan keluarga, terutama dengan orang tua. Fenomena birrul walidain atau berbakti kepada orang tua semakin terasa kuat di bulan Ramadhan.

Banyak keluarga yang berusaha untuk menyempatkan diri untuk berkunjung, memberi oleh-oleh, dan berbagi kebahagiaan dengan orang tua yang tinggal terpisah.

Tradisi silaturahmi ini semakin hidup, seiring dengan kesadaran umat Islam akan pentingnya menjaga hubungan dengan orang tua di bulan yang penuh berkah ini. Puncaknya adalah nanti saat idul fitri,

Kesimpulan: Ramadhan, Bulan yang Mengubah Dunia

Ramadhan adalah bulan yang mengubah hampir setiap aspek kehidupan umat Islam di seluruh dunia. Mulai dari ibadah, kegiatan sosial, bisnis, hingga hubungan keluarga. Semua dipengaruhi oleh kehadiran bulan yang penuh berkah ini.

Fenomena Ramadhan ini menunjukkan betapa besar pengaruh bulan suci ini dalam menyatukan umat Islam, baik secara spiritual maupun sosial.

 

Editor : Alim Perdana