Oleh: Dr. Harliantara, M.Si.
Dekan Fikom Unitomo Surabaya
PERKEMBANGAN pesat media online di Indonesia merupakan realitas tak terbantahkan di era digital ini. Portal berita, platform streaming, dan media sosial telah mengubah cara kita mengakses dan mengonsumsi informasi, menggeser dominasi media konvensional.
Namun, transformasi ini bukan tanpa tantangan. Pertumbuhan yang eksponensial ini membawa kita pada persimpangan jalan: menuju ekosistem informasi yang sehat dan demokratis, atau terperosok dalam lautan informasi yang kacau dan menyesatkan?
Kehadiran media online menawarkan sejumlah keuntungan yang signifikan. Akses informasi menjadi lebih mudah dan demokratis, menjangkau wilayah terpencil sekalipun.
Interaktivitas yang tinggi memungkinkan partisipasi publik yang lebih luas, memberdayakan warga negara untuk terlibat dalam diskusi dan perdebatan publik.
Kecepatan penyebaran informasi juga memungkinkan respon yang lebih cepat terhadap isu-isu penting. Semua ini selaras dengan cita-cita masyarakat informasi yang ideal.
Namun, jalan menuju utopia informasi ini terbentang penuh rintangan. Banjir informasi (information overload) seringkali membuat kita kewalahan memilah mana yang valid dan mana yang menyesatkan.
Penyebaran hoaks dan informasi palsu menjadi ancaman serius, berpotensi memecah belah masyarakat dan merusak kepercayaan publik. Ketergantungan yang berlebihan pada media online juga berpotensi mengurangi interaksi sosial langsung, mengurangi kualitas hubungan antarmanusia.
Lebih jauh lagi, model bisnis media online yang seringkali bergantung pada iklan dan clickbait dapat memicu persaingan yang tidak sehat dan mengorbankan kualitas jurnalistik.
Fenomena ini menciptakan siklus yang berbahaya: semakin banyak informasi yang tidak terverifikasi, semakin sulit bagi publik untuk mengakses informasi yang akurat dan terpercaya.
Oleh karena itu, kita perlu bersikap kritis dan bijak dalam mengonsumsi informasi digital. Literasi digital menjadi kunci untuk navigasi di lautan informasi ini.
Masyarakat perlu dibekali kemampuan untuk mengevaluasi sumber informasi, mengenali hoaks, dan mengakses informasi dari sumber yang kredibel.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam menciptakan ekosistem media online yang sehat.
Regulasi yang tepat dan efektif diperlukan untuk melindungi publik dari informasi palsu dan menyesatkan, tanpa menghambat kebebasan berekspresi. Dukungan terhadap jurnalisme berkualitas dan pengembangan media independen juga krusial.
Kesimpulannya, perkembangan media online di Indonesia menyimpan potensi besar untuk kemajuan demokrasi dan akses informasi. Namun, kita harus menyadari dan mengatasi tantangan yang menyertainya.
Hanya dengan literasi digital yang tinggi dan regulasi yang tepat, kita dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi media online dan membangun ekosistem informasi yang sehat dan berkelanjutan untuk Indonesia.
Editor : Alim Perdana