ayojatim.com skyscraper
ayojatim.com skyscraper

Inspirasi dari Kolombia, Delegasi Muda Indonesia Siap Bergerak untuk Keanekaragaman Hayati

Photo by United Nations Convention on Biological Diversity
Photo by United Nations Convention on Biological Diversity

JAKARTA – Setelah mengikuti Conference of the Parties to the Convention on Biological Diversity (COP16 CBD) di Cali, Kolombia pada November 2024, enam delegasi muda Indonesia kembali dengan semangat dan pengetahuan baru untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.

Pengalaman mereka di COP16, yang terbagi dalam Blue Zone (negosiasi antar negara) dan Green Zone (partisipasi masyarakat sipil), memberikan wawasan berharga yang siap diterapkan di komunitas lokal.

Naomi Waisimon, seorang social entrepreneur dari Papua, terkesan dengan pertemuannya dengan perwakilan masyarakat adat dari berbagai negara di Amerika Latin yang memperjuangkan isu serupa.

Ia juga terinspirasi oleh sesi "Net Positive Commitments in Tourism," yang menekankan peran wisata berkelanjutan dalam mengatasi isu iklim dan keanekaragaman hayati.

"Rasanya seperti mendapatkan suntikan energi dan semangat," ujarnya.

Novita Ayu Matoneng Oilsana, pendiri Komunitas BALENTA, menganggap Green Zone sebagai simbol kedaulatan dan perlawanan masyarakat adat.

"Masyarakat adat di Green Zone membuktikan hak penuh atas kedaulatan tanah dan kekayaan alamnya," katanya.

Ia terinspirasi oleh cara masyarakat adat menyuarakan aspirasinya dan berbagi pengetahuan lokal.

Novita kagum dengan kemampuan public speaking anak-anak muda Kolombia, yang bahkan ada yang berusia 7-10 tahun, dalam mempromosikan konservasi tanaman endemik.

Andi Reza Zulkarnain, Co-chair Young People Action Team (YPAT) UNICEF East Asia and Pacific (EAPRO), menganggap pertemuan dengan pemuda dari seluruh dunia sebagai pengalaman paling berharga.

Ia belajar banyak dari sesi "LAB of Youth Engagement and Participation," terutama tentang strategi yang memadukan pendekatan berbasis komunitas dengan advokasi kebijakan.

Ketiga delegasi, bersama tiga delegasi muda lainnya, sepakat bahwa COP16 memberikan pembelajaran berharga tentang pengelolaan sumber daya alam yang terencana, kemampuan komunikasi yang efektif, dan pentingnya kolaborasi lintas sektor.

Mereka terinspirasi oleh proyek-proyek pemuda di negara lain, seperti upaya pemuda Kolombia dalam menciptakan ruang publik ramah lingkungan.

Naomi berharap komunitas di Indonesia, khususnya di Papua, dapat menerapkan pengelolaan yang lebih terencana seperti di Kolombia. Novita berencana menerapkan pemetaan isu dan pemberdayaan komunitas di Alor, NTT.

Reza berencana mengadaptasi modul Perjanjian Escazú dan memanfaatkan teknologi pemetaan hutan untuk meningkatkan efektivitas program pelestarian hutan bakau di Sulawesi Selatan.

Semua delegasi sepakat bahwa jaringan yang mereka bangun selama COP16 sangat berharga dan akan terus mereka manfaatkan untuk mendorong aksi nyata dalam menghadapi perubahan iklim dan pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia.

Editor : Alim Perdana

Foto   

Fotografer Cakap Bicara

"Fotografer Cakap Bicara" menjadi tema diskusi hari ketiga Pameran Foto dan Karikatur Pilkada Serentak 2024…