SURABAYA - Bosan dengan diet yang rumit dan penuh pantangan? Tenang, kamu nggak sendirian! Banyak orang yang bingung memilih diet yang tepat, apalagi dengan segudang informasi yang bertebaran di internet.
Khoirul Anwar, pakar nutrisi dari Yayasan Makanan dan Minuman Indonesia (YAMMI), mengingatkan kita bahwa diet itu bukan soal kurus-kurusan, tapi tentang mengatur pola makan yang sehat. Nah, salah satu panduan makan sehat dan ramah lingkungan yang bisa kamu coba adalah SELARAS.
SELARAS, singkatan dari Seimbang, Lokal, Alami, Beragam, dan Sadar, adalah konsep makan sehat yang digagas oleh Eathink. Jaqualine Wijaya, CEO Eathink, menjelaskan bahwa SELARAS menekankan:
Seimbang: Makan makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh, nggak cuma fokus pada satu jenis makanan aja.
Lokal: Pilih bahan makanan lokal, karena lebih segar, lebih murah, dan mendukung petani lokal.
Alami: Kurangi konsumsi makanan olahan yang mengandung banyak bahan kimia, lebih baik masak sendiri dengan bahan-bahan alami.
Beragam: Makan berbagai macam makanan, jangan cuma makan nasi terus. Coba berbagai makanan lokal yang kaya nutrisi.
Sadar: Makan dengan penuh kesadaran, nikmati setiap gigitan, dan jangan makan sambil nge-scroll hp!
Gen Z: Peduli Kesehatan, Tapi…
Generasi muda, khususnya Gen Z, punya kesadaran tinggi soal kesehatan dan lingkungan. Mereka cenderung memilih makanan sehat dan ramah lingkungan. Tapi, sayangnya, penerapannya nggak selalu konsisten.
"Seringkali, mereka memilih makanan sehat, tapi nggak makan dengan porsi yang tepat," kata Khoirul. "Akibatnya, zat gizi yang sudah tersedia malah terbuang sia-sia."
Makanan Viral: Coba Dulu, Tapi Jangan Terlalu Sering!
Di era media sosial, makanan viral gampang banget jadi rebutan. Tapi, ingat ya, makan sehat nggak berarti kamu harus ngejauhin makanan viral.
"Nggak masalah untuk mencoba makanan baru, tapi jangan terlalu sering," saran Khoirul. "Coba buat jadwal khusus untuk mencicipi makanan baru, misalnya sekali atau dua kali dalam seminggu."
Jaqualine menambahkan, "Nggak ada makanan yang salah, kecuali kalau kamu makan berlebihan. Ingat konsep Seimbang dalam SELARAS!"
Pangan Lokal: Kaya Rasa, Kaya Gizi!
Indonesia punya kekayaan pangan lokal yang luar biasa. Khoirul mengingatkan kita untuk nggak terpaku pada makanan impor yang dianggap lebih bergengsi.
"Banyak bahan pangan lokal yang punya nilai gizi tinggi, seperti kacang hijau, ikan laut, dan berbagai macam sayur," jelasnya.
Seto Nurseto, pakar kuliner dan antropologi, menambahkan bahwa kebiasaan makan di setiap daerah di Indonesia dipengaruhi oleh adaptasi manusia untuk bertahan hidup, tradisi, dan kepercayaan.
Processed Food: Pilih yang Aman dan Bergizi!
Makanan olahan (processed food) nggak selalu jahat. Proses pengolahan makanan memang bisa menurunkan zat gizi, tapi kita bisa mengimbanginya dengan mengonsumsi makanan lain yang kaya nutrisi.
"Yang penting, kita harus jeli memilih makanan olahan yang aman dan bergizi," tegas Khoirul.
Tanam Sendiri: Sehat, Murah, dan Ramah Lingkungan!
Gen Z peduli lingkungan, dan salah satu cara untuk mendukung lingkungan adalah dengan menanam sendiri bahan pangan organik.
"Tanam sendiri, kamu bisa mendapatkan bahan pangan sehat dan murah," saran Jaqualine. "Kamu bisa menerapkan konsep agroekologi, yang meniru sistem agroforestry."
Editor : Alim Perdana