BALI - Pulau Dewata Bali memang tiada duanya. Setiap lokasi memiliki daya tarik wisatawa. Dari sisi budaya, Bali menawarkan kearifan lokal yang kental. Demikian juga dari amal dan lingkungannya.
Salah satu kearifan lokal Bali yang membuat takjub adalah Desa Wisata Penglipuran. Keelokan dan kebersihan Wisata Desa di Provinsi Bali tersebut bahkan mendapat pengakuan dunia.
Dilansir dari Indonesia.go.id, Desa Wisata Penglipuran merupakan salah satu dari desa wisata yang meraih penghargaan dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNWTO (United National World Tourism Organization). Desa tersebut terpilih menjadi salah satu dari 54 UNWTO Best Tourism Villages 2023.
Pengelola Desa Wisata Penglipuran I Wayan Budiarta menuturkan, keindahan alam Penglipuran yang menjadikannya sebagai destinasi wisata hanyalah sebuah bonus.
"Bagi kami yang paling utama adalah tingginya kesadaran warga melestarikan budaya warisan leluhur. Atraksi budaya, kuliner maupun festival Penglipuran yang digelar setiap tahun melibatkan seluruh warga desa tak terkecuali," tuturnya seperti dikutip dari laman Indonesia.go.id.
Dalam kesehariannya, mereka menerapkan konsep Tri Hita Karana yang menitikberatkan pada hubungan harmonis antarmanusia, lingkungan alam, serta Sang Pencipta.
Apa yang menarik di Penglipuran?
Ketika pengunjung memasuki desa yang berada di Kabupaten Bangli ini, pengunjung akan menemui deretan tanaman hijau. Semakin ke dalam suasana desa terasa sejuk dan asri dengan pemandangan pagar tanaman yang menghiasi seluruh area desa.
Pengunjung hanya dapat berjalan kaki mengelilingi desa ini. Dilarang menggunakan kendaraan bermotor, hal ini dilakukan untuk menjaga lingkungan Desa Penglipuran agar bebas dari polusi.
Membuang sampah sembarangan, dilarang keras. Karena itu di Desa Penglipuran, sudah disediakan tempat sampah setiap 30 meter.
Desa Penglipuran adalah warisan leluhur sejak abad ke-13. Masyarakat desa mempertahankan tradisi nenek moyang mereka yang sudah berusia ratusan tahun. Sejak 1993 pemerintah menjadikan desa adat ini sebagai desa wisata.
Tata ruang desa terdiri tiga bagian yang berjejer dari utara ke selatan, disebut dengan Tri Mandala, yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Utama Mandala terletak pada posisi paling tinggi di utara.
Terdapat dua pura, yaitu Pura Penataran dan Pura Puseh yang terletak berdampingan. Di sinilah tempat masyarakat desa beribadah. Di kawasan ini juga ada hutan bambu yang begitu bersih dan asri.
Sementara Madya Mandala adalah tempat pemukiman penduduk yang terdiri dari 78 pintu (angkul). Setiap angkul dihuni oleh satu klan.
Masing-masing angkul jumlah kepala keluarganya bervariasi. Secara keseluruhan, terdapat 245 KK dengan jumlah penduduk 1.100 orang lebih. Terakhir adalah Nista Mandala. Terletak paling selatan yang juga menjadi lokasi pemakaman penduduk.
Selain tata ruang, bangunan di desa itu juga memiliki keunikan tersendiri. Terdapat sejumlah bangunan dengan klasik, yakni angkul-angkul atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan pintu gerbang.
Itulah Desa Penglipuran Bali. Destinasi wisata Bali ini menjadi idola wisatawan lokal dan mancanegara.
Editor : Alim Perdana