SURABAYA – Komunitas masyarakat Karo di Jawa Timur baru saja menggelar Mburo Ate Tedeh di Surabaya. Acara yang digelar di Gedung Balai Sanitasi Surabaya mulai pukul 10.00 WIB ini berhasil menyatukan dan mempererat rasa persaudaraan di antara komunitas Karo yang berada di Jawa Timur.
Acara Mburo Ate Tedeh diselenggarakan oleh Perkumpulan (Persadaan) Ginting ras Anak Beruna rikut Anak Beru Minteri Jawa Timur. Acara ini bertujuan untuk melestarikan budaya Karo dan mempererat hubungan kekeluargaan di antara anggotanya.
Dalam acara ini, berbagai kegiatan seni dan budaya Karo dipersembahkan, seperti landek-landek (menari bersama), rende (bernyanyi), dan berbagai kegiatan sosial lainnya yang menumbuhkan semangat kiniersadaan (kebersamaan).
Sebagai bagian dari acara, panitia juga memberikan tali asih kepada anggota yang sedang berduka atau sakit, serta memberikan doorprize berupa sembako dan uang tunai. Selain itu, beasiswa juga diberikan kepada keluarga yang memiliki anak yang masih bersekolah, sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan generasi muda Karo.
Suku Karo sendiri memiliki sejarah panjang dan kaya, dengan tradisi dan adat istiadat yang unik. Mereka dikenal dengan salam khas "mejuah juah" dan memiliki rumah tradisional yang disebut Siwaluh Jabu, yang berarti rumah untuk delapan keluarga.
Masyarakat Karo memiliki sistem kemasyarakatan yang dikenal sebagai Merga Silima, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu. Merga (marga) dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok utama: Ginting, Karo-karo, Perangin Angin, Sembiring, dan Tarigan, yang masing-masing memiliki sub-marga.
Dalam acara ini, dukungan dari berbagai pihak sangat diapresiasi. Pengurus dan anggota Persadaan Ginting ras Anak Beruna rikut Anak Beru Minteri Jawa Timur menyampaikan terima kasih kepada sponsor dan donatur, termasuk PT. Berkat Bersama Teknik, Rasman, PT. Nayaka Pratama, PT. Raka Makmur Bersama, PT. Aulia, Bak Perhatian Ginting, dan PT. Amedea Devina Farma, yang telah berkontribusi dalam melestarikan budaya Nusantara.
Ketua komunitas, Riswanda Ginting, menyampaikan bahwa pihaknya sangat berterima kasih atas dukungan dan partisipasi seluruh anggota dan sponsor dalam acara ini.
Mburo Ate Tedeh, kata dia bukan hanya sekedar ajang temu kangen, tetapi juga menjadi momen penting untuk memperkuat identitas budaya dan menjaga kelestarian warisan leluhur.
"Semoga kedepan, acara seperti ini terus dapat dilaksanakan dan semakin mempererat tali persaudaraan di antara kita," ucapnya.
"Dengan adanya acara seperti Mburo Ate Tedeh ini, diharapkan kebudayaan Karo tetap terjaga kelestariannya di bumi Nusantara. Mari kita terus menjaga dan melestarikan kekayaan budaya kita untuk generasi yang akan datang," tandasnya.
Editor : Alim Perdana