Kisah Alumni Unitomo Surabaya yang Sukses Budidaya Kepiting dengan Cara Modern

Tonny Berthiolios berhasil membudidayakan secara modern dengan kandang berderet vertikal dan bertingkat. AyoFoto/Zuhud
Tonny Berthiolios berhasil membudidayakan secara modern dengan kandang berderet vertikal dan bertingkat. AyoFoto/Zuhud

SURABAYA - Di tengah hiruk pikuk Kota Surabaya, terdapat Budi Daya dan Penggemukan Kepiting dengan metode modern yang dikenal sebagai Vertikal Crab House.

Metode ini melibatkan penggunaan kandang berderet vertikal dan bertingkat layaknya apartemen untuk membesarkan kepiting hingga mencapai bobot hingga 2 kilogram.

Dengan pendekatan modern ini, kepiting dapat dipesan setiap hari tanpa terpengaruh oleh musim, memungkinkan pelanggan untuk memilih dari berbagai ukuran kepiting sesuai selera.

Inovasi ini dikembangkan oleh Tonny Berthiolios, seorang sarjana perikanan lulusan Universitas Dr. Soetomo Surabaya, yang berasal dari Balikpapan, Kalimantan Timur, dan kini menetap di Surabaya.

Lokasi Budi Daya dan Penggemukan Kepiting jenis bakau ini terletak di Jalan Menganti, Kecamatan Wiyung, Surabaya, di tengah keramaian perkotaan, yang berbeda dengan konsep tradisional memelihara kepiting di empang atau pesisir laut.

“Dulu orang pelihara kepiting harus di empang atau di sekitar pantai atau pesisir. Tapi sekarang cuma di tempat ukuran kamar tidur pun bisa," katanya kepada AyoJatim.com

Alumni Unitomo Surabaya ini menjelaskan, metode penggemukan kepiting secara modern seperti Vertikal Crab House memungkinkan dilakukan di ruang terbatas, bahkan cukup dalam ruangan berukuran 3x3 meter.

Inspirasi Tonny untuk mengembangkan budi daya kepiting bermula dari keinginannya untuk memperbesar ukuran kepiting yang kurus-kurus di kampung halamannya.

Setelah mencari informasi dari luar negeri, Tonny mulai merintis Budi Daya Kepiting secara modern dengan kandang berderet vertikal dan bertingkat yang dirancang khusus olehnya.

Bibit kepiting dipasok dari para nelayan sekitar Surabaya, sementara pakan merupakan racikan sendiri untuk efisiensi biaya.

Keunggulan dari wadah kepiting berderet ini memungkinkan peternak untuk mengelompokkan kepiting berdasarkan ukuran, mulai dari yang terkecil hingga terbesar.

Kepiting Berbagai Ukuran Dihasilkan Tanpa Mengenal Musim

Keunggulan wadah kepiting berderet ini peternak bisa menempatkan atau mengelempokkan kepiting berdasarkan ukuran.

Kepiting bisa ditempatkan dari yang paling kecil hingga paling besar. Pembeli atau pemesan bisa memilih sendiri kepiting berdasarkan bentuk dan ukuran. Setidaknya ada 1000 unit kepiting yang bisa ditempatkan dalam kandang berderet dan bersusun ini.

Tonny mengungkapkan, kelebihan budidaya kepiting modern ini tidak mengenal musim atau waktu, sehingga bisa dipesan tiap hari dengan berbagai ukuran.

Berbeda dengan beternak kepiting tradisional di pesisir pantai yang mengandalkan air laut pasang. Sebab, ketika air laut surut, kepiting akan masuk ke lubang sarang dan tidak berani keluar. Sehingga peternak sulit menangkap kepiting.

Untuk pemasaran kebanyakan di restoran- restoran makanan laut atau seafood di seluruh Indonesia. Mereka biasanya memesan dengan berbagai ukuran kepiting, tergantung permintaan dan porsi pelanggan.

Untuk harga kepiting bervariasi tergantung dari ukuran dan beratnya. Ukuran terkecil seberat 300 gram dijual sekitar 100 hingga 150 ribu rupiah per ekor. Sedangkan ukuran terbesar dengan berat sekitar 2 kilogram dihargai 2 juta hingga 3 juta rupiah lebih.

Berkah keuletannya ini, Tonny juga aktif mengisi seminar tentang penggemukan kepiting di berbagai even dan tempat. Ia juga kerap memberikan pelatihan dan berbagai ilmu budidaya kepiting di berbagai kalangan.

Editor : Alim Perdana