SUMENEP - Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) kembali melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) "Airlangga Community Development Hub (ACDH) 2025", di Pulau Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, pada 18 Oktober 2025.
Pulau yang dikenal memiliki kadar oksigen tertinggi di dunia ini menjadi lokasi rutin bagi tim pengabdian Unair untuk melaksanakan misi sosial dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Tahun ini, tim dosen dan mahasiswa Fakultas Farmasi Unair mengusung dua misi utama. Misi pertama adalah bakti sosial berupa pemberian multivitamin kepada ibu dan balita.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan status gizi dan daya tahan tubuh masyarakat, terutama kelompok rentan. Selain pemberian suplemen, tim juga memberikan edukasi tentang gizi seimbang dan penggunaan vitamin yang tepat.
Menurut Dr. Agus Syamsur Rijal, M.Si., selaku Penanggung Jawab kegiatan, masyarakat Gili Iyang memang memiliki kondisi kesehatan yang baik karena faktor lingkungan.
“Masyarakat Gili Iyang pada dasarnya sudah sehat karena udara di sini sangat kaya oksigen. Namun, melalui pemberian multivitamin ini kami ingin menjaga dan meningkatkan imunitas, terutama bagi ibu dan balita,” ujar Dr. Agus.
Ia menambahkan, pemberian multivitamin juga diharapkan dapat menunjang tumbuh kembang anak-anak agar menjadi generasi yang sehat, kuat, dan cerdas.
Selain kegiatan sosial, misi kedua difokuskan pada pelatihan pemanfaatan anggur laut (Caulerpa sp.) bagi karang taruna setempat.
Dalam pelatihan tersebut, masyarakat diajarkan cara mengolah anggur laut menjadi produk bernilai tambah seperti makanan fungsional dan kosmetik alami. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi pintu masuk bagi wirausaha lokal berbasis potensi laut.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Prof. Dewi Melani, M.Phil., Ph.D., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dukungan perguruan tinggi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa pengabdian masyarakat tidak hanya tentang berbagi manfaat langsung, tetapi juga menanamkan nilai keberlanjutan, kemandirian, dan kepedulian terhadap lingkungan,” tutur Prof. Dewi.
Program ini, lanjutnya, mendukung beberapa poin SDGs: SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui kegiatan bakti sosial dan pemberian multivitamin. Kemudian SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) lewat transfer ilmu dan pelatihan keterampilan praktis. Selanjutnya SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) melalui pengenalan konsep pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Kegiatan pengabdian ini mendapat apresiasi tinggi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, drg. Ellya Fardasah, M.Kes., dan Kepala Puskesmas Dungkek, dr. Edi Kurnianto, M.Kes.
“Kami sangat berterima kasih kepada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang tidak pernah absen turun langsung ke Gili Iyang. Kehadiran tim Unair selalu membawa dampak positif, baik dalam aspek kesehatan maupun pemberdayaan warga,” ujar drg. Ellya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti ini adalah contoh konkret sinergi antara dunia akademik dan pemerintah daerah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kepulauan.
Kegiatan PkM ini juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Kepala Desa Banraas dan Kepala Desa Bancamara menyampaikan bahwa kehadiran tim Unair setiap tahun selalu dinanti.
Baca juga: Tutup PKKMB, Rektor UNAIR Tekankan Mahasiswa Baru Tunjukkan Potensi Terbaik
“Kami merasa diperhatikan dan diberdayakan, bukan hanya diberi bantuan sesaat,” ungkap perwakilan desa dengan antusias.
Selain itu, Kepala Puskesmas Pembantu Gili Iyang mengapresiasi upaya Fakultas Farmasi Unair yang juga menyediakan X-banner edukatif berisi panduan cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar dalam dua bahasa — Indonesia dan Madura.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga menegaskan komitmennya dalam mengintegrasikan ilmu kefarmasian dengan pemberdayaan masyarakat.
Upaya ini menjadi bukti nyata bahwa perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan di wilayah kepulauan Indonesia.
“Kami ingin anak-anak Gili Iyang tumbuh menjadi generasi yang sehat dan berdaya, agar kelak mereka mampu membawa daerahnya menuju masa depan yang lebih sejahtera,” pungkas Dr. Agus.
Editor : Alim Perdana