SURABAYA - Merayakan HUT ke-47, Taman Budaya Jawa Timur (TBJT) menggelar workshop dan pameran fotografi bertajuk "Akara – Merekam Kebudayaan, Meningkatkan Peradaban". Kegiatan ini difokuskan pada generasi muda, sebagai upaya edukasi dan pelestarian seni budaya melalui fotografi.
"Akara" tidak hanya memamerkan karya visual, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran fotografi dasar, meliputi pengambilan angle, pencahayaan, dan dokumentasi pertunjukan seni.
Baca juga: Ingin Tahu Cara Fotografi Melestarikan Budaya Lokal? Datang ke Workshop dan Pameran 'Akara'
Pesertanya beragam, dari berbagai kabupaten, instansi, dan perguruan tinggi, didominasi oleh anak muda yang belum berpengalaman. Seorang fotojurnalis berperan sebagai kurator dan inisiator pameran ini.
Kepala UPTD Taman Budaya Jawa Timur, Ali Ma'rub menjelaskan strategi TBJT dalam menjadikan fotografi sebagai media edukasi dan pelestarian budaya, bukan sekadar estetika.
"Biasanya workshop fotografi berbayar, namun kami gratiskan sebagai bentuk fasilitasi masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Memahami Perbedaan Esensial Foto Jurnalistik dan Fotografi Umum
Workshop "Akara" terbuka dan gratis, memberikan kesempatan belajar langsung dari praktisi. Pameran menampilkan karya tanpa bingkai atau kaca, untuk presentasi visual yang lebih jujur dan mudah dinikmati.
Kurator menambahkan elemen triplek dalam instalasi pameran, merefleksikan kondisi seni budaya yang seringkali memanfaatkan sarana seadanya.
Baca juga: Saksikan Malam ini! Kolaborasi Maestro dan Musisi Muda "For You" Merajut Harmoni di Surabaya
Meskipun terkendala anggaran sehingga baru pertama kali digelar, TBJT berkomitmen menjadikan workshop ini agenda rutin.
"Kami ingin karya peserta masuk dalam etalase kesenian Jawa Timur dan dikenal luas, bahkan internasional," pungkas Ali Ma'rub.
Editor : Alim Perdana