Ingin Tahu Cara Fotografi Melestarikan Budaya Lokal? Datang ke Workshop dan Pameran 'Akara'

Workshop dan Pameran 'Akara' digelar pada 20-21 Mei 2025 di Galeri Gedung Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya. Foto/Dokumentasi Panitia
Workshop dan Pameran 'Akara' digelar pada 20-21 Mei 2025 di Galeri Gedung Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya. Foto/Dokumentasi Panitia

SURABAYA – Fotografi kini tidak hanya berfungsi sebagai alat dokumentasi, melainkan telah berkembang menjadi medium penting dalam merekam sejarah, budaya, dan peradaban.

Di tengah kemajuan teknologi dan informasi yang pesat, seni fotografi menjadi sarana efektif untuk mengenalkan sekaligus melestarikan kekayaan budaya lokal, khususnya di Jawa Timur yang kaya akan warisan budaya.

Untuk mengangkat peran tersebut, workshop fotografi bertema “Merekam Kebudayaan, Meninggikan Peradaban” resmi digelar pada 20-21 Mei 2025 di Galeri Gedung Cak Durasim, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya. Acara ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari fotografer muda, seniman, mahasiswa, hingga masyarakat umum.

Workshop selama dua hari ini menghadirkan tiga narasumber berpengalaman, yaitu Bahana Patria (Fotografer Kompas), Mamuk Ismantoro (Pendiri Matanesia), dan Heti Palestina Yunani (Redaktur Harian Disway).

Mereka membawakan materi penting seperti teknik memotret seni pertunjukan dan budaya, membangun narasi visual yang kuat, serta tantangan dalam mendokumentasikan budaya lokal di era modernisasi.

“Fotografi budaya bukan hanya soal estetik, tapi juga bagaimana kita bisa membangun narasi yang hidup dan jujur tentang masyarakat kita,” ujar Bahana Patria, salah satu pemateri workshop sekaligus kurator pameran Akara.

Workshop ini bertujuan meningkatkan pemahaman peserta terhadap teknik dan estetika fotografi budaya, sekaligus mendorong kreativitas dalam mengabadikan momen-momen kebudayaan Jawa Timur.

Sebagai rangkaian kegiatan, pameran foto bertajuk “Akara” akan dibuka mulai 21 hingga 27 Mei 2025 di Galeri Prabangkara Jatim. Pameran ini menampilkan 50 karya foto terbaik yang menggambarkan keragaman seni dan tradisi Jawa Timur, mulai dari tari, musik, seni rupa, hingga upacara adat.

Menurut Julian Romadhon, Ketua Pelaksana Pameran Foto Akara, pameran ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni visual, tetapi juga ruang dialog antara seniman, fotografer, dan masyarakat.

“Kita ingin menjadikan fotografi sebagai jembatan budaya, sekaligus memantik kesadaran kolektif untuk menjaga warisan budaya kita,” ujarnya.

Dengan tema besar “Merekam Kebudayaan, Meninggikan Peradaban”, acara ini diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap seni dan budaya lokal, serta melahirkan generasi baru fotografer yang peduli terhadap pelestarian budaya Indonesia.

Editor : Alim Perdana